Keluarga Masud yang kian berjaya di dunia politik. (Suarabalikpapan.com)
Balikpapan, DiswayKaltim - Pemilihan kepala daerah serentak secara nasional sudah di depan mata. Tahun 2020 akhir. Tahun depan diperkirakan pelaksanaan pemilihan. Balikpapan masuk dalam agenda nasional itu.
Calon penantang Rahmad Masud, wakil wali kota Balikpapan saat ini, mulai bermunculan. Satu di antarnya adalah Ahmad Basir, bendahara Partai Nasdem. Pengusaha sukses tersebut bahkan sudah mengeluarkan statement di media massa terkait keinginan untuk menjadi Balikpapan 1 itu.
Selain Basir, ada beberapa nama juga yang sering menjadi bahan obrolan di masyarakat. Sebut saja, mantan Kapolda Kaltim Syafaruddin dan Istri Wali Kota Balikpapan Arita Rizal Effendi. Belum lagi ada sederet nama yang berpeluang untuk mencalonkan diri melawan Rahmad Masud sebagai calon petahana.
Misalnya; Thohari Azis, ketua DPD PDIP Balikpapan, Syukri Wahid, fraksi PKS yang selama ini sudah sering masuk dalam bursa Pilwali. Ada juga nama baru yang mulai dimunculkan. Pengusaha muda, cerdas dan enerjik; Glenn Nirwan serta Yaser Arafat, ketua Kadin Balikpapan.
Rahmad sendiri dipastikan akan melanjutkan karier politiknya menjadi Wali Kota Balikpapan. Peluang Rahmad paling besar. Setidaknya di atas kertas. Perangkat untuk maju dan memenangkan “pertarungan” politik menjadi wali kota sudah memadai.
Selain sebagai incumbent, Rahmad juga ketua DPD Golkar Balikpapan, partai pemenang pemilu dengan raihan 11 kursi di DPRD Balikpapan. Cukup untuk mencalonkan diri tanpa harus berkoalisi dengan partai lainnya.
Dari sisi permodalan. Pengusaha muda ini dianggap memiliki amunisi yang cukup. Bukan hanya dirinya yang diidentifikasi sebagai pelaku bisnis distribusi migas itu, namun keluarga besarnya juga memiliki kekuatan kapital dan akses pemerintahan yang patut diperhitungkan.
Namun, dalam dunia politik semua bisa berubah. Arah mata angin condong ke arah mana. Karenanya, meski menjadi figure kuat, tatap saja harus melakukan komunikasi politik dengan partai politik lain dan warga sebagai audience.
Tinggal mencari siapa pendampingnya? Kendati partainya cukup suara untuk mencalonkan diri tanpa koalisi, tentu Rahmad pun harus memperhitungkan potensi wakil untuk membantu mendongkrak perolehan suaranya kelak.
Bisa dari kalangan partai. Selain mendongkrak suara, juga memperkuat posisi di legislatif. Tentu, bagi seorang wali kota pun perlu dukungan DPRD untuk melancarkan semua progamnya.
Tapi bisa juga menggaet tokoh yang memiliki pengaruh kuat dalam suksesi Balikpapan 1. Beberapa informasi yang didapat tim DiswayKaltim, Sekdakot Sayid MN Fadly merapat ke Rahmad untuk menjadi pendamping sebagai Balikpapan 2.
Cocok saja. Fadly memiliki pengalaman dan pengaruh di jajaran birokrasi, sementara Rahmad berlatarbelakang sebagai pebisnis. Kombinasi yang pas.
Kita lihat lagi. Untuk koalisi partai, Rahmad memilki kedekatan dengan Demokrat, bisa menjadi teman koalisi yang pas pada Pilwali nanti. Ketua Demokrat Balikpapan dipegang adiknya Abdul Gafur Masud, yang sekarang menjabat sebagai Bupati Penajam Paser Utara (PPU).
Tinggal dilihat, apakah Demokrat akan mengusung calon pendamping? Kalau iya, siapa yang berpeluang?
Baca terus DiswayKaltim untuk tahu perkembangan percaturan politik pada Pilwali Balikpapan 2020. (*)
Baca Juga : Safaruddin Bisa Jadi Lawan Sebanding Ahmad Basir : Bismillah Saya Maju Abdulloh Dukung Rahmad, Enggan Maju di Pilwali