"Tugasnya juga di perbatasan NKRI. Malinau-Kaltara. Hanya setengah jam saja ke perbatasan dari batalyon saya itu," ucapnya.
Setelahnya ia ditugaskan di Resimen Induk Kodam (Rindam) Banjarmasin. Menjadi Dansadik di lembaga pendidikan calon bintara baru itu.
Barulah ia ke PPU ini. Kesan pertama yang ia peroleh di sini ialah bahagia. Penduduk yang multi etnis di wilayah ini membuatnya mudah merasa nyaman.
"Di PPU luar biasa masyarakatnya. Warganya sangat heterogen," tutur Dharmawan.
Satu sisi, ia memang berkeinginan untuk bisa bertugas di Kalimantan. Sejak ia menjalani masa pendidikan TNI. Saat itu sempat menjalani latihan bersama taruna wreda (latistarda) di Kalimantan. Sejak saat itu ia memang mengharapkan bisa dinas di sini. Yang akhirnya terwujud.
"Jadi saya merasa enak di Kalimantan. Baru sekarang kesampaian. Baru tercapai. Apa enaknya? Ya enaknya karena dinas di luar Jawa. Tapi dekat," ungkapnya.
Melihat itu semua, tentu pesan dari komando berikutnya akan selalu ia jaga. Ia perkuat. Berbekal pengalaman segudangnya, ia berkomitmen menjada kondusifitas wilayah ini.
"Apalagi daerah ini sudah ditunjuk sebagai lokasi ibu kota negara (IKN) yang baru. Tentunya sinergitas, kebersamaan aparat keamanan bersama dengan masyarakat," bebernya.
Beberapa kali ia diamanahi untuk menjalankan tugas operasi. Di Ambon saat kerusuhan 2003. Di Aceh, tsunami 2004-2005. Lalu di perbatasan Timor Leste dan di perbatasan Malaysia Indonesia. Serta masih ada beberapa lagi.
Rencana pemindahan itu menjadi fokus pihaknya dalam bekerja. Mengingat daerah yang ia jaga saat ini sudah mulai melakukan persiapan. "Kami akan selalu siap. Karena itu memang tugas kami," tegasnya.
Akhir kata, ada satu kunci yang selalu ia pegang dalam hidupnya. "Kesuksesan sebenarnya itu adalah bagaimana bisa bermanfaat bagi orang lain. Itu saja," katanya.
"Dan saat ini, itu demi kepentingan masyarakat PPU," tutup Dharmawan. (rsy/ava)