Okupansi Hotel Masih Merangkak Naik, Baru Menyentuh 20 Persen

Rabu 19-08-2020,12:21 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Industri perhotelan belum mampu bangun. Sejak pagebluk menggebuk sektor ini. Pelaku usaha industri ini berharap tingkat hunian merangkak naik.

Harapan yang selaras karena pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pelonggaran aktivitas sosial ataupun new normal sejak Juli lalu. Namun sejak adanya pelonggaran, hunian atau okupansi hotel belum menunjukan kenaikan signifikan. Terbukti saat ini okupansi hotel baru mencapai 20 persen.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cabang Balikpapan Sahmal Ruhip menjelaskan, sejak adanya pelonggaran okupansi mulai mengalami kenaikan meskipun belum siginifikan.

Akan tetapi kenaikan tersebut sudah cukup memberikan harapan besar dari sebelumnya. “Ya masih merangkak,” kata Sahmal Ruhip saat dihubungi, Selasa (18/8).

Penyebabnya karena ekonomi belum sepenuhnya kembali normal. Terlihat pergerakan ekonomi juga masih melambat, ditambah perputaran daya beli masyarakat juga turun. “Ekonomi belum berjalan sebagaimana mestinya,” sebut Sahmal.

Dalam bulan ini ada beberapa kali libur panjang atau long weekend. Namun hal itu belum menunjukan kenaikan. “Biasa-biasa saja,” ucapnya. Meski okupansi belum menggembirakan. Pihaknya tetap mengingatkan pelaku usaha hotel untuk tetap menjalankan protokol kesehatan.

PHRI sendiri telah memiliki panduan standar minimum operasional untuk hotel dan restoran. “Dimana buku itu mengatur standar kebersihan umum dan kamar, karyawan dan lainnya,” sebut Sahmal Ruhip.

Dia pun optimistis okupansi akan kembali normal apabila jumlah kasus COVID-19 turun. “Kalau bisa jumlah kasusnya berhenti,” imbuhnya.

Direktur Operasional Platinum Hotel Balikpapan Sugianto mengatakan, dengan adanya pelonggaran belum mengangkat okupansi. Karena pengunjung atau masyarakat juga masih adaptasi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah.

Pada saat long weekend yang seharusnya okupansi bisa mencapai 70 persen di situasi normal, namun kini masih belum terlihat adanya kenaikan. “Kemarin long weekend tambah sepi. Harusnya tambah ramai. Belum bisa mengangkat dengan aktivitas sosial dilonggarkan,” kata dia. Apalagi menurutnya, jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 grafiknya mengalami kenaikan. Dan pada tiga hari yang lalu sempat dibatasi kembali lagi aktivitasnya.

“Bahkan ada kantor pemerintahan yang tutup karena COVID-19. Bisnis perhotelan juga masih adaptasi. Begitupula pengunjungnya. Event juga belum ada,” terangnya.

Upaya yang dilakukan untuk tetap mendapatkan pendapatan. Pihaknya meningkatkan pelayanan dan memberikan promo pada layanan resto. “Upayanya tetap promosi dari resto yang dimiliki. Salah satunya Rooftop Terrace,” ujarnya.

Sebelumnya, baik Sahmal maupun Sugianto mengakui, kebijakan adaptasi kebiasaan baru belum akan banyak meningkatkan okupansi hotel. Hal itu karena saat penerapan kebijakan dilaksanakan hotel memulai dari awal.

Tags :
Kategori :

Terkait