Oleh: Ahmad Agus Arifin
“ASSALAMUALAIKUM”…kata itu begitu lekat pada Edson Tavares. Pelatih asal Brasil yang menangani Borneo FC untuk musim ini. Sebelum dan memulai sesi press conference, selalu ia sebutkan salam khas umat muslim itu.
“Maaf, kami tidak bersedia diwawancarai setiap hari. Cukup sekali seminggu di luar press conference,” katanya pada awak Disway Kaltim pada pekan pertama ia melatih. Berlanjut ke obrolan singkat lainnya.
Yang jelas, Edson tak begitu suka berbicara di media. Ia lebih senang bekerja. Ya, melakukan pekerjaannya sebagai pelatih sepak bola. Hal lainnya, di momen konferensi pers. Ia sering meminta pertanyaan dari awak media. Dalam Bahasa Inggris yang tak terlalu lancar itu.
Terdapat dua wartawan yang kerap mencecar Edson dengan berbagai pertanyaan. Salah satunya adalah awak Disway Kaltim. Terhadap keduanya, Edson sering menyebut, “Kamu anggota FBI, ya?” Yang selalu disambut gelak tawa.
Sementara terhadap seorang pewarta wanita. Edson kerap menggoda. Beberapa kali ia tak ingin menutup sesi konferensi pers sebelum pewarta wanita itu bertanya. Kepadanya, Edson menyebut, “My girl friend.” Yang juga selalu disambut gelak tawa para pewarta. Tentu semua tahu jika Edson hanya bercanda.
Itulah beberapa momen yang tercatat di periode singkat Edson bersama Borneo FC. Kabar perpisahan Edson dan Borneo memang cukup mengejutkan. Tak ada tanda-tanda sebelumnya.
Emm…tunggu. Ada sih. Dari pengamatan media ini di lapangan. Ketika pra musim, Edson memang terlihat beberapa kali tidak memiliki kecocokan dengan manajemen. Terkait program latihan dan uji coba.
Gaya melatih Edson memang berbeda. Hingga sepekan sebelum Liga 1 digelar pada akhir Februari. Skuad Borneo FC belum memasuki tahapan pelatihan teknik dan taktik secara mendalam.
Edson terus saja memberi asupan latihan fisik secara dominan. Mungkin dalam benaknya. Jika kondisi fisik pemain sudah seperti yang diharapkannya, perkara teknik dan taktik bisa menyesuaikan dengan cepat. Mungkin.
Aroma-aroma ketidakcocokan itu. Sekali lagi. Memang sudah terlihat sejak awal musim. Sempat ada isu jika Edson akan diberhentikan dari pekerjaannya lebih dini. Laga perdana versus Persija adalah pengadilan bagi sang pelatih.
Benar saja. Borneo FC kalah 3-2 dari tuan rumah. Tapi rupanya itu tidak menyebabkan Edson didepak. Justru isu pemecatan hilang seketika. Sebabnya, walau kalah. Pemain Borneo FC bermain dengan penuh determinasi. Penuh daya juang. Kalahnya mereka, kalah terhormat.
Dua laga selanjutnya. Borneo FC menang. Dimana kedua laga dimainkan di Stadion Segiri Samarinda. Termasuk saat Borneo FC berulang tahun. Edson dan anak asuhnya berhasil mempersembahkan kado istimewa. Berupa kemenangan di hadapan ribuan suporter sendiri.
Pandemi COVID-19 menyerang. Tim dibubarkan. Semua pemain langsung dipulangkan ke daerah masing-masing. Termasuk Edson yang pulang ke Brasil. Eh, tidak. Belakangan tak cuma pewarta yang mengira begitu. Bahkan staf Borneo FC juga mengira Edson mudik.
“Edson masih bertahan di Samarinda,” ucap Toyo, asisten pelatih Borneo FC, Juli lalu.