Cek Pasar: Naik Turun Harga di Kutim

Selasa 11-08-2020,22:14 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Suasana pasar Sangatta Selatan dan Pasar Induk Sangatta. (Fitri/ Disway Kaltim)

Sangatta, nomorsatukaltim.com - Naik turunnya harga sembako. Juga kekurangan stok sejumlah produk primer wajib disikapi serius oleh pemerintah. Bukan menyerah, pasrah. Lalu mencari kambing hitam kelesuan ekonomi global sebagai alasan.

Di Kota Sangatta saat ini. Harga kebutuhan pokok tidak stabil. Naik turun tak menentu. Bahkan antar dua pasar di ibu kota Kutim itu saja. Kecenderungan harganya berbeda. Media ini mengecek langsung kondisi harga terkini. Di Pasar Sangatta Selatan dan Pasar Induk Sangatta (PIS).

Dari hasil pantauan jurnalis nomorsatukaltim.com dilapangan menemukan perbedaan harga. Bahkan perbedaan harga diantara dua pasar tersebut pun tampak signifikan, dari harga telur, ikan, bawang dan sejumlah komoditi lainnya menunjukan harga yang berbeda.

Bawang merah misalnya. Di Pasar Sangatta Selatan seharga Rp 35 ribu/Kg. Lebih mahal Rp 3 ribu di PIS. Bawang putih di kedua pasar berselisih Rp 2 ribu.

Untuk komoditi ayam potong. Pasar Sangatta Selatan bisa didapat dengan harga Rp 35 ribu/Kg. Di PIS lebih mahal Rp 3 ribu. Sementara untuk ikan layang mempunyai selisih Rp 5 ribu.

Bahan pokok yang cenderung tidak stabil adalah bawang merah, bawang putih, telur, minyak goreng, beras, dan gula pasir. Kenaikan berkisar Rp 3 ribu – Rp 5 ribu per satuannya.

Seperti yang dialami pedagang telur di PIS Sa'diah (54) warga Jalan Kilo Satu. Yang sudah berjualan telur selama delapan tahun menyebutkan. Kenaikan harga telur disebabkan kurangnya pemasok dari luar.

"Biasa kita ambil dari Sulawesi, tapi sekarang ada COVID-19 jadi kurang stoknya. Maka harga pun jadi ikut naik, sebelumnya hanya Rp 45 ribu sepiring, sekarang jadi Rp 50 ribu. Telur lokal belum mampu memenuhi kebutuhan di Kutim," ujarnya Selasa (11/8).

Senada dengan Sa’diah. Mama Andi (58) pedagang bawang merah dan bawang putih di Pasar Sangatta Lama. Mengatakan kenaikan harga bawang saat ini dikarenakan jumlah yang kurang sehingga harga bawang mulai naik.

"Bawang putih naik dari Rp 20 ribu per kg kini menjadi Rp 25 per kg. Sementara untuk bawang merah sebelumnya Rp 30 ribu per kg kini mencapai Rp 38 ribu per kg. Naik itu karena stok kurang. Bawang ini kita ambil dari Sulawesi dan Bima," ujarnya.

Sementara untuk harga rempah-rempah terbilang normal. Terkecuali jahe merah yang mencapai Rp 120 ribu per kg. (fs/ava)

Baca juga: Daya Beli Kubar Turun 50 Persen

Tags :
Kategori :

Terkait