Kadiskes Kutim Bahrani Hasanal. (Istimewa)
Sangatta, nomorsatukaltim.com - Sejak kemunculan kasus Coronavirus Disease-19 (COVID-19) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Jumlah kasus yang ada kian meningkat. Hingga saat ini jumlah terkonfirmasi COVID-19 sudah mencapai 130 orang.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kutim, Bahrani Hasanal menyebutkan jika kasus tambahan saat ini terbanyak dari karyawan perusahaan.
"Sebelumnya ada 126 kasus, tambahan terbaru empat kasus dan ini dari karyawan perusahaan lagi," sebutnya saat dikonfirmasi Senin (10/8).
Penambahan empat kasus dari laporan Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Sangatta Selatan. Secara rinci Bahrani memaparkan KTM-127 adalah perempuan berusia 62 tahun. KTM-128 perempuan 32 tahun, KTM-129 perempuan 19 tahun dan KTM-130 laki-laki 8 tahun.
Dalam polemik di masa pandemi ini masyarakat mestinya patut waspada. Sebab dalam periode penerapan adaptasi kebiasaan baru yang digaungkan oleh pemerintah. Nyatanya terus menambah jumlah warga yang terjangkit COVID-19.
Bahrani lantas meminta agar masyarakat di Kutim patuh menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Dengan mengutamakan kewajiban menggunakan masker ketika bepergian juga membawa hand sanitizer dan tetap menjaga jarak.
Pasalnya gelombang kedua pandemi COVID-19 di Agustus ini bisa saja terjadi. Sebab angka positif virus corona terus naik.
Bahrani juga kembali menegaskan kepada pihak perusahaan agar lebih ekstra ketat dalam pengawasan kepada karyawannya. Yang melakukan perjalan keluar Kaltim guna menekan angka penyebaran COVID-19.
"Pihak kita pun sudah bekerja sama dengan PT KPC selaku koordinator dari perusahan-perusahaan itu untuk mentaati imbauan pemerintah itu," tegasnya
Penanganan COVID-19 itu secara komprehensif 3T satu I yakni testing, tracing, treatment, dan isolasi. Asalkan karyawan langsung mentaati imbauan untuk melakukan isolasi mandiri maka kasus COVID-19 masih dapat dikendalikan.
Terkait posko penjagaan di KM 3 arah jalan poros Bontang-Sangatta, Bahrani mengungkapkan masih membutuhkannya. Dengan adanya posko tersebut menjadi wadah pengawasan untuk masyarakat yang hendak keluar dan masuk di wilayah Kutim.
"Posko itu masih kita butuhkan, karena kita belum bisa seperti perusahaan yang menyediakan wadah bagi karyawannya yang baru tiba dari luar Kutim. Cara kita ya hanya itu melakukan screening di posko. Jika ada tanda-tanda atau pelaku perjalanan dari luar maka kita imbau agar isolasi mandiri," tutupnya. (fs/ava)