Indonesia Berusaha Keluar dari Resesi, Dahlan: Sektor Pertanian Bisa Diandalkan

Sabtu 08-08-2020,10:04 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan. (Int)

Jakarta, nomorsatukaltim.com – Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, meski ekonomi Indonesia kontraksi 5,3 persen, sebenarnya banyak sektor yang masih bisa tumbuh di atas 8 persen. Sebaliknya banyak juga yang minus lebih dalam dari 5 persen.

“Pertanian adalah sektor yang masih tumbuh di atas 5 persen. Berarti sektor inilah yang bisa diandalkan. Dengan cara biasa-biasa saja masih bisa tumbuh di atas 5 persen. Sejak lama saya ingin agar sektor pertanian terus digenjot. Sektor ini masih punya ruang untuk tumbuh,” tulis Dahlan .

Indonesia, menurut Dahlan, masih beruntung. Hanya terkontraksi 5,32 persen. Amerika Serikat (AS) lebih parah. Pada kuartal II mengalami kontraksi 30 persen lebih. Padahal stimulus sudah digelontorkan habis-habisan. Demikian pulan dengan ekonomi Singapura yang minus 42 persen pada periode yang sama.

Sementara Indonesia, minus 5,3 persen sangatlah sulit. Karena posisi awal negara ini yang masih miskin. Padahal sudah jelas bahwa kesulitan ekonomi tidak hanya terjadi tahun ini. Tahun depan juga masih lebih sulit.

Pada 2021, habisnya masa berlaku banyak fasilitas keuangan. Pinjaman kembali harus dicicil. Yang macet-macet harus diputuskan bentuk penyelesaiannya. Tahun depan adalah kesulitan yang sebenarnya.

Pun kalau COVID-19 sudah selesai di akhir tahun ini. Apalagi kalau COVID-19 masih bersambung ke tahun depan. Dengan atau tanpa COVID-19 berarti belum ada harapan perbaikan pada 2021.

Sedang pada 2022 sudah masuk ke siklus politik lima tahunan berikutnya. Maka sisa enam bulan pada tahun ini adalah pertaruhan untuk lahirnya terobosan-terobosan. Di semua bidang.

“Bisakah kita bicara terobosan baru? Kalau selama ini kita sulit menemukan terobosan lama? Terobosan baru sering terbentur soal politik. Yakni politik jatah. Di segala bidang,” kata Dahlan.

Padahal, menurut Dahlan, sekarang ini bicara politik begitu tidak relevan. Apalagi kalau masih ada partai yang menuntut jatah porsi kekuasaan.

Untuk apa kekuasaan? Begitu tidak relevannya memegang kekuasaan sekarang ini. Apalagi kalau tidak memiliki kreativitas yang bisa menerobos kebuntuan. Sampai tiga tahun ke depan kekuasaan hanyalah drum minyak yang kehilangan minyaknya.

Jelaslah, kata Dahlan, bahwa pertanian, peternakan, dan perikanan adalah modal yang masih bisa diandalkan. Tapi adakah kekuasaan bisa dipakai untuk merombak struktur dan anggaran negara demi tiga andalan Indonesia itu?

“Katakanlah jawabannya: tidak bisa. Maka kian tidak relevan lagi kekuasaan itu di mata zaman dan di mata rakyatnya,” pungkas Dahlan. (cnbc/qn)

Tags :
Kategori :

Terkait