Pilih Boneka daripada Lawan Kotak Kosong

Rabu 05-08-2020,11:18 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

"Tanpa adanya mahar politik," tandasnya.

Sementara yang terjadi saat ini, kata dia, adalah trik lain dalam memenangkan pilkada dengan cara yang tidak cerdas. Dengan menguasai hampir semua kursi hanya akan menunjukkan sikap dominasi. Lebih jauh hal ini akan mempengaruhi psikologi pemilih bahwa ada kecemasan dan ketakutan kekalahan.

"Pertama, calon tunggal itu artinya gagal. Karena berpolitiknya enggak cerdas," ungkapnya.

Karena jika dari awal sudah yakin menang, maka tidak perlu menggaet semua partai. Cukup 9 kursi yang menjadi syarat pengajuan pencalonan saja.

Lebih jauh, Agung mempertanyakan bagaimana sikap kandidat untuk keluar dari konflik interest saat mengambil keputusan untuk menguasai 37 kursi dari 45 kursi di DPRD Balikpapan.

"Karena pemimpin harus bebas dari konflik kepentingan," katanya.

Menurutnya, dengan kondisi seperti itu, kepemimpinan akan berada dalam satu komando. Tapi kemudian percepatan pembangunan jadi tidak bisa berkembang dengan baik.

"Karena ketika pemimpinnya lamban atau melakukan kesalahan tidak ada yang mengingatkan. Karena semua sudah komitmen mendukung. Karena tidak ada bagian oposisinya," jelasnya.

Menurut Agung, kalau proses politik sampai pada titik adanya lawan berupa katak kosong memang berjalan tanpa deal-deal politik, maka kemungkinan menang akan besar.

Namun kemenangannya akan dibuktikan dari seberapa besar jumlah suara sah yang akan didapatkan dibandingkan jumlah kursi yang diperoleh dari partai pendukung.

"Misalnya menang. Sebanding enggak dengan jumlah kursi yang dia peroleh?" tanyanya.

Artinya, jika perolehan suara di bawah 80 persen, apalagi jika partainya sendiri hanya menargetkan 60 persen perolehan suara sah, maka legitimasinya dianggap rendah.

"Harusnya jumlah perolehan suara dan jumlah kursinya sama nanti. Dan itu berat sekali," ungkapnya.

Sementara itu, Agung tidak berharap banyak dari hasil pilkada 9 Desember mendatang. Sebab menurutnya Kota Balikpapan dihuni masyarakat dengan kualitas hidup yang tinggi, ekspektasinya juga tentu tinggi.

"Saya akan kembalikan lagi, moralnya. Pantas atau tidaknya. Bukan sekadar memenangkan pencoblosan. Kalau kata orang Jawa, widusor mongso. Jadi harus bisa merasa," ungkapnya. (ryn/qn)

Tags :
Kategori :

Terkait