Samarinda, nomorsatukaltim.com - Sistem pembelajaran dalam jaringan (Daring) yang sempat dikeluhkan masyarakat, akhirnya ditanggapi Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda. Kepala Disdik Samarinda, Asli Nuryadin menyebut ada tiga opsional pola yang bisa diterapkan sekolah.
Yang pertama kolaborasi dengan teman sekelas, yang memiliki gawai dengan akses internet lancar. Tentunya teman sekelas ini bertempat tinggal tidak saling berjauhan. Yang kedua berkumpul di suatu tempat atau lingkungan, dengan menghadirkan gurunya secara langsung.
"Khusus untuk pola ini, memang di dalam aturan penggunaan Bantuan Operasional Sekolah Nasional (Bos nas), diperbolehkan untuk memberikan anggaran transportasi bagi para guru," kata Asli.
Menurutnya pola ini bisa dilakukan dengan mengumpulkan beberapa murid yang tinggalnya tidak berjauhan. Baik belajar bersama maupun mengerjakan tugas-tugas dari sekolah. Sehingga proses belajar mengajar tetap berjalan lancar. Meski memang tidak bisa sempurna.
Pilhan sistem belajar yang ketiga adalah tetap berkumpul di sekolah. Namun pola belajar mengajarnya tidak diikuti seluruh siswanya, melainkan dibagi beberapa kelompok dan mengatur jarak siswa satu dengan yang lainnya.
"Untuk opsi ketiga ini memang jam belajar secara otomatis akan berkurang, karena harus dibagi-bagi dengan kelompok belajar yang lain. Selain Proses belajarnya bisa dengan tatap muka, namun protokol kesehatan juga tetap menjadi perhatian," tambahnya.
Asli menambahkan, bahwa suka atau tidak suka pola belajar daring ini masih menjadi solusi terbaik sistem belajar pada kondisi pandemi Covid-19. Memang kondisi ini banyak dikeluhkan baik pihak sekolah maupun orang tua murid. Akan tetapi justru memperburuk keadaan jika harus dipaksakan belajar di sekolah pada kondisi seperti ini.
Peran orang tua di rumah juga menjadi hal yang paling penting. Ketika orang tua biasanya mempercayakan pihak sekolah untuk mendidik anak-anaknya, namun dihadapkan dengan kondisi harus menemani belajar anak-anaknya, tentu akan merasakan hal yang baru. Meski terkadang menyulitkan. "Mendidik anak itu memang tidak mudah, jadi kepedulian dan suporting orang tua untuk mendampingi belajar anak-anak di rumah menjadi poin penting," ujarnya.
Belajar dengan sistem daring ini diakui ada hal baik dan burknya. Contohnya untuk kesehatan mata. Lantaran harus memanfaatkan gawai sebagai sarana belajar. Tetapi ada sisi baik. Salah satunya mengakses beberapa aplikasi belajar secara online yang terpercaya. Selain bisa diakses secara gratis, pilihan dan metode belajarnya juga beragam. Sehingga bisa menambah referensi dan wawasan masing-masing murid.
"Pola belajar daring dibandingkan denhan tatap muka memang sangat jauh berbeda, meski pemberian materi dan penyampaian informasinya sama. Namun, kondisi ini harus tetap disikapi dengan bijak, dengan harapan proses belajar mengajar tetap lancar dikala pandemi COVID- 19," tutup Asli. (Sam/boy)