Masih Tradisional

Selasa 21-07-2020,10:56 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

TAS anyaman rotan hasil kerajinan warga Berau di Dekranasda.

Tanjung Redeb, Disway – Kerajinan dengan bahan dasar rotan, memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Apalagi, bahan baku bisa diperoleh dengan mudah di Berau.

Seperti di Kecamatan Kelay dan Segah.

Namun, hasil kerajinan menggunakan rotan seperti yang diproduksi pengrajin di Berau, masih tradisional. Dan, model pun dinilai Kasi Agro dan Hutan, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, Annas, masih belum bisa bersaing di pasar nasional.

Yang jadi persoalan, kata dia, pengrajin pun kesulitan mendapatkan referensi model yang dapat diproduksi, agar bersaing di pasar nasional.

“Mereka terkendala jaringan internet. Padahal, dari kehalusan dan kerapian anyaman, tergolong bagus,” ujar Annas, Senin (20/7).

Alat untuk meraut rotan pun, kata dia, masih menggunakan alat tradisional. Dengan demikian, membutuhkan waktu lama. Sehingga, produksi tidak bisa dalam jumlah banyak dalam waktu sebentar.

Karena waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk cukup lama. Maka, berdampak pada harga. Dia menyebut, harga untuk sebuah produk kerajinan rotan, dihargai antara Rp 400-600 ribu. Dengan demikian, membuat produk kerajinan sulit dipasarkan, karena dianggap mahal.

Apalagi, untuk pasar dalam negeri.

Tags :
Kategori :

Terkait