Bankaltimtara

Kripik Tempe Loh Sumber Tembus Jakarta, Incar Pasar Nasional

Kripik Tempe Loh Sumber Tembus Jakarta, Incar Pasar Nasional

Industri rumahan tempe daun menjadi produk khas Desa Loh Sumber, Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar).-ist--


Banner Diskominfo Kukar 2025 Rev--

KUKAR, NOMORSATUKALTIM– Desa Loh Sumber di Kecamatan Loa Kulu kini menjadi pusat perhatian berkat inovasi olahan tempe daun yang diubah menjadi kripik bernilai jual tinggi dan mulai menembus pasar nasional.

Produksi kripik tempe tersebut digagas Kepala Desa Loh Sumber, Sukirno, bersama Tim Penggerak PKK Desa, sebagai langkah lanjutan dari dominasi produksi tempe daun oleh warga setempat yang mencapai 80 persen dari total produksi Kalimantan Timur.

“Kami sudah hampir dua tahun mengembangkan inovasi ini. Alhamdulillah, hari ini kami mengirimkan sekitar seribu kemasan ke Jakarta melalui kerja sama dengan PT MHU,” ujar Sukirno, Selasa 29 April 2025.

Ia menjelaskan bahwa permintaan terhadap kripik tempe dari desa mereka cukup tinggi, khususnya untuk kebutuhan cenderamata dan oleh-oleh yang dikirim ke berbagai kementerian di Jakarta.

“Kami cukup kewalahan memenuhi permintaan, tapi ini menjadi evaluasi bagi kami untuk terus berkembang. Harapannya, pengembangan usaha ini juga bisa membuka lapangan kerja, khususnya bagi generasi muda,” tambah Sukirno.

Usaha pengolahan kripik tempe di Desa Loh Sumber saat ini dikelola secara kolektif oleh kelompok warga, di bawah pembinaan aktif dari PKK. Masyarakat setempat terlibat penuh dalam seluruh rantai produksi, mulai dari pembuatan tempe, penggorengan hingga pengemasan produk.

“Kami bentuk kelompok Dasa Wisma, mulai dari produksi, penggorengan hingga pengemasan. Dengan adanya usaha ini, minimal bisa menjadi tambahan penghasilan bagi warga sebelum mendapatkan pekerjaan lain,” terang Sukirno.

Untuk memperkuat daya saing produk, pengembangan varian rasa sedang dilakukan. Ke depan, pemerintah desa berencana terus melakukan inovasi agar produk mereka mampu menjangkau konsumen yang lebih luas.

Meski berjalan cukup baik, Sukirno mengakui masih ada sejumlah kendala, khususnya terkait keterbatasan dukungan dari pemerintah daerah. Ia berharap ada pendampingan yang lebih intensif, termasuk dalam bentuk bantuan anggaran dan pelatihan teknis.

“Kalau dikatakan ada dukungan dari pemerintah, ya ada, tapi belum maksimal. Desa-desa di Kukar terus berinovasi, tetapi pembinaannya tidak selalu berkelanjutan. Kami berharap ada kebijakan yang lebih mendukung dari dinas terkait agar usaha ini bisa terus berkembang,” tegasnya.

Ia menyampaikan bahwa banyak desa di Kutai Kartanegara sebenarnya memiliki potensi ekonomi yang kuat, namun terkendala oleh minimnya sokongan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.

“Dengan berkembangnya usaha ini, diharapkan UMKM di Loa Kulu semakin maju dan mampu membawa produk lokal ke pasar yang lebih luas, tidak hanya di Kukar tetapi juga ke tingkat nasional,” imbuh Sukirno. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait