Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Melambat, BI Dorong Diversifikasi di Luar Tambang
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim, Budi Widihartanto-Mayang Sari -Nokorsatukaltim.disway.id
BACA JUGA: Tak Perlu Menebang Pohon, 328 KTH Hidupkan Ekonomi Hijau Kaltim Lewat Hasil Hutan Nonkayu
"Kondisi itu berdampak pada penurunan kebutuhan energi di China, termasuk batu bara dari Indonesia. Karena permintaan menurun, otomatis ekspor kita ikut terpengaruh,"kata Budi.
Ia menambahkan, bukan hanya China, India juga menunjukkan tren permintaan yang melemah.
"India yang biasanya menjadi pasar besar kita juga menurunkan pembelian. Jadi, dua pasar utama kita sama-sama melambat, dan ini berimbas langsung pada kinerja ekspor batu bara Kaltim,"terangnya.
Pelemahan di sektor tambang dan konstruksi tersebut, lanjut Budi, akhirnya menekan pertumbuhan ekonomi Kaltim pada awal 2025.
BACA JUGA: Ekonomi Berbasis Komunitas Menguat, Balikpapan Fest 2025 Tampilkan 2.700 Talenta Lokal
"Kalau tahun lalu kita masih bisa tumbuh di atas enam persen karena dorongan proyek IKN dan harga batu bara yang tinggi, sekarang dua sektor itu sedang lesu. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi Kaltim di awal tahun ini berada di bawah rata-rata nasional,"tegasnya.
Untuk menjaga momentum pertumbuhan, BI Kaltim kini mendorong perluasan basis ekonomi melalui pengembangan sektor kreatif dan UMKM.
Budi menilai, diversifikasi menjadi langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap komoditas ekspor.
"Kita mendorong agar UMKM dan sektor ekonomi kreatif bisa tumbuh. Karena selama ini struktur ekonomi kita masih sangat tergantung pada batu bara. Makanya kita perkuat sektor-sektor lain, seperti kuliner, kriya, dan ekonomi kreatif digital," jelasnya.
BACA JUGA: Pemkab Bidik Pengembangan Ekonomi Kreatif, Salah Satunya Batik Khas Mahulu
Adapun, Berbagai kegiatan promosi dan festival UMKM terus digelar untuk meningkatkan eksposur produk lokal. Selain itu, BI memperluas akses pembiayaan agar pelaku usaha mikro di Kaltim bisa naik kelas dan memiliki daya saing.
"Bank Indonesia berupaya memberikan ruang pembiayaan dan akses pasar bagi pelaku UMKM. Harapannya, sektor ini bisa menjadi motor penggerak ekonomi baru di Kaltim,"imbuhnya.
Meski pertumbuhan ekonomi menurun, Budi tetap optimistis momentum pemulihan dapat terjadi pada triwulan IV-2025.
Ia menilai percepatan belanja pemerintah daerah, peningkatan aktivitas konsumsi akhir tahun, serta dukungan terhadap UMKM akan menjadi faktor penggerak utama.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
