Pengangguran di Kaltim Didominasi Lulusan SMA, Disnakertrans Intensifkan Pelatihan Kerja Berbasis Industri

Rozani juga menekankan bahwa kondisi ini tidak hanya mencerminkan angka statistik semata.

Tetapi juga menunjukkan peran aktivitas ekonomi di Kaltim yang cukup signifikan dalam menyerap tenaga kerja.

BACA JUGA:Proyek Rp 2,7 Miliar DLH Kutai Barat Terbengkalai, Bangunan Mangkrak, Pekerja Tidak Ada

Baik sektor formal maupun informal, menurutnya, memiliki kontribusi dalam memperkecil angka pengangguran.

“Berarti aktivitas ekonomi Kalimantan Timur cukup berperan dengan menyerap sektor tenaga kerja kita, baik secara formal maupun secara informal,” jelasnya.

Tak hanya di level menengah, pengangguran dari lulusan pendidikan tinggi juga menjadi catatan.

Secara nasional, BPS mencatat jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2025 mencapai 7,28 juta orang.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1,01 juta di antaranya merupakan lulusan perguruan tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa fenomena pengangguran terdidik masih menjadi tantangan besar, termasuk di Kaltim.

Namun demikian, tren positif tetap terlihat. Dalam periode Februari 2023 hingga Februari 2025, BPS mencatat adanya kecenderungan penurunan nilai TPT untuk kategori lulusan SMA dan Diploma ke atas.

BACA JUGA:Pusdal Lingkungan Dibangun di Balikpapan, Pemantauan Ekosistem Kalimantan Bakal Lebih Ketat

Selain itu, penduduk bekerja dengan jenjang pendidikan Diploma ke atas juga mengalami peningkatan sebesar 0,4 persen poin, menandakan adanya peningkatan serapan tenaga kerja berpendidikan tinggi di pasar kerja.

“Penduduk bekerja dengan jenjang pendidikan Diploma ke atas juga mengalami peningkatan sebesar 0,4 persen poin,” sebut Rozani.

Melihat kondisi tersebut, pemerintah daerah menilai bahwa penting untuk mendorong kebijakan yang berorientasi pada peningkatan keterampilan teknis dan vokasional.

Terutama bagi lulusan menengah yang belum melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Sumber: