ASN dan Perusahaan di Kaltim Diharapkan Menyalurkan Zakat di Baznas
Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim melakukan pembayaran zakat di Gedung Olah Bebaya Komplek Kantor Gubernur Kaltim, Senin (10/3/2025).-Disway/ Salsa-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud mengatakan, bahwasanya optimalisasi pengumpulan zakat, infak, dan sedekah diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi masyarakat kurang mampu.
Ia menyebut, bahwa potensi zakat di Kaltim diperkirakan mencapai Rp6 triliun pada 2025.
Namun, realisasi pengumpulannya masih jauh di bawah angka tersebut, yakni baru sekitar Rp16 miliar per tahun sebelumnya.
"Berzakat bukan hanya kewajiban, namun juga tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap keluarga atau masyarakat yang kurang mampu," kata Rudy Mas’ud, Senin (10/3/2025).
BACA JUGA: Ini Besaran Zakat Fitrah dan Fidyah Tahun 2025 di Kabupaten Berau
BACA JUGA: Kemenag Kukar Tetapkan Kadar Zakat Fitrah 2025, Ini Besarannya
Diketahui, golongan penerima zakat antara lain fakir miskin, hamba sahaya, fisabilillah, serta anak-anak jalanan.
Bagi Rudy Mas'ud, infak dan sedekah yang dikumpulkan juga dapat diberikan kepada masyarakat non-muslim yang membutuhkan bantuan.
Sementara itu, berdasarkan laporan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kaltim dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Kaltim, hingga saat ini dana yang terkumpul sekitar Rp175 miliar.
Ketua Baznas Provinsi Kaltim, H. Ahmad Nabhan menyampaikan harapannya agar kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan perusahaan yang beroperasi di Kaltim dapat menyalurkan zakat dan dana Corporate Social Responsibility (CSR) mereka melalui BAZNAS.
BACA JUGA: Pembayaran Zakat Fitrah di Balikpapan Kini Ada 3 Kategori Nominal
BACA JUGA: BAZNAS: Tahun Ini Target Zakat Rp 41 Triliun, Tahun Depan Rp 51 Triliun
"Kita mengupayakan agar ASN Muslim menyerahkan zakatnya ke BAZNAS Kaltim. Begitupun dengan perusahaan-perusahaan, agar zakat karyawan dan CSR mereka bisa dikelola dengan baik untuk kemaslahatan masyarakat," lanjutnya.
Ahmad pun membeberkan program bantuan sosial yang telah dilakukan, seperti operasi bibir sumbing dan bantuan rumah bagi masyarakat kurang mampu.
"Di tahun sebelumnya, telah dilakukan operasi terhadap 58 anak penderita bibir sumbing, termasuk enam di antaranya yang beragama non-muslim," ungkap Ahmad.
Pada sektor pendidikan, ujarnya, dana zakat dan infak telah digunakan untuk membiayai anak-anak yang kurang mampu untuk menempuh pendidikan, termasuk uang sekolah dan perlengkapan belajar.
BACA JUGA: Pisah Sambut bersama Gubernur Kaltim Terpilih, Akmal Malik: Saya Jatuh Hati di Sini
BACA JUGA: Akmal Malik Pamit, Sebut Lobi Kuat Rudy Mas'ud Keuntungan bagi Kaltim
Adapun sektor kesehatan, pihaknya terus menggalakan program sosial, seperti khitanan massal.
Terkait sumber dana zakat terbesar di Kaltim berasal dari Bank Kaltimtara yang rutin menyumbangkan sekitar Rp260 juta per bulan, kemudian Dinas Kesehatan dengan Rp112 juta, serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dengan Rp24 juta per bulan.
"Kami tekankan transparansi dalam penyaluran dana zakat yang disetorkan ke BAZNAS, dapat disertai dengan identitas dan nominal yang jelas. Supaya bisa dipertanggungjawabkan dengan baik kepada para muzakki," tegasnya.
Terakhir, dengan upaya tersebut berbagai pihak diharapkan lebih optimal membantu pengelolaan zakat, infak, dan sedekah di Kalimantan Timur.
BACA JUGA: BI Kaltim Siapkan Uang Rp 4,19 Triliun untuk Idulfitri, Pastikan Kondisi Layak Edar
BACA JUGA: Ratusan Tiket Kapal Disediakan dalam Program Mudik Gratis Melalui Pelabuhan Semayang Balikpapan
“Kami berharap semua dinas dan instansi dapat lebih maksimal dalam menyetor zakatnya, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak masyarakat yang membutuhkan,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
