IHSG Merosot Tajam, Perdagangan Saham di BEI Sempat Dihentikan Sementara
Ilustrasi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.-(Foto/ Antara)-
"Jangan overpanic dengan kondisi ini. Naik turunnya market karena persepsi para pelaku pasar dalam menilai sentimen yang ada di depan matanya," ujarnya, dilansir dari Antara.
Menurut Reza, koreksi ini merupakan respons atas sentimen global dan bukan semata-mata mencerminkan fundamental emiten di pasar modal domestik.
BACA JUGA: Pemerintah Sudah Siapkan Langkah Antisipasi Tarif Impor Trump, Klaim KSP
BACA JUGA: Industri Padat Karya RI Terancam! Ini Peringatan INDEF soal Dampak Kebijakan Tarif Trump
Ia menyarankan investor untuk mempertimbangkan strategi konservatif seperti reksa dana pasar uang atau obligasi jika ingin menghindari risiko tinggi dalam jangka pendek.
“Bagi yang belum mau ikut, gak apa-apa wait and see dulu dan bisa sementara masuk ke instrumen fixed income maupun reksa dana pasar uang. Namun, tetap optimis kita semua bisa melalui badai ini dengan baik,” tambahnya.
Ia juga menyoroti adanya potensi manipulasi pasar oleh oknum yang berharap terjadinya auto rejection bawah (ARB) demi bisa membeli saham di harga diskon.
“Kenapa banyak yang berharap terjadinya ARB dan halt trading, alih-alih memberikan harapan dan optimisme ke pelaku pasar? Atau memang ada oknum pelaku pasar yang benar-benar berharap terjadinya ARB sehingga bisa serok harga lebih rendah lagi,” tutup Reza.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
