IHSG Merosot Tajam, Perdagangan Saham di BEI Sempat Dihentikan Sementara
Ilustrasi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.-(Foto/ Antara)-
JAKARTA, NOMORSATUKALTIM — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok tajam pada awal perdagangan Selasa (8/4/2025).
Kondisi ini memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan trading halt atau penghentian sementara aktivitas perdagangan, setelah indeks menyentuh batas penurunan hingga 8 persen.
Penghentian perdagangan dilakukan tepat pukul 09.00 WIB melalui sistem Jakarta Automated Trading System (JATS), dan dijadwalkan kembali dibuka setengah jam kemudian, pada pukul 09.30 WIB.
"Langkah ini merupakan bagian dari mekanisme pengaman yang bertujuan menjaga stabilitas pasar, serta memastikan proses transaksi tetap berlangsung dalam kondisi yang teratur, wajar, dan efisien," ujar Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad, dikutip Berisatu.
BACA JUGA: Stok Beras Tembus 3 Juta Ton, Mentan: Tertinggi dalam 20 Tahun Terakhir
BACA JUGA: Ramai-Ramai Merantau ke Samarinda usai Lebaran, Urbanisasi Perlu Penanganan Serius
Kebijakan trading halt ini merujuk pada Peraturan BEI Nomor II-A serta Surat Keputusan Direksi Nomor Kep-00002/BEI/04-2025 yang mengatur penanganan perdagangan dalam kondisi darurat.
IHSG tercatat turun hingga 596,33 poin atau 9,16 persen ke level 5.914,28.
Sementara indeks LQ45 juga tertekan cukup dalam, anjlok 92,61 poin atau 11,25 persen ke level 651,90.
Koreksi tajam ini disebut mengikuti tren negatif bursa global, yang dipicu oleh kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump yang menyulut ketegangan perdagangan internasional.
BACA JUGA: Hadapi Kebijakan Tarif Impor AS, Pemerintah Tempuh Jalur Negosiasi
BACA JUGA: Hadapi Tarif Dagang AS, Pemerintah Siapkan Strategi Mitigasi Dampak Ekonomi
Di tengah tekanan tersebut, BEI menegaskan komitmennya menjaga integritas pasar dengan mengaktifkan fitur pengaman seperti trading halt dan memberikan perlindungan maksimal kepada investor.
Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Reza Priyambada, meminta investor untuk tetap tenang dan tidak panik secara berlebihan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
