Kaltara Peringkat 13

Kaltara Peringkat 13

Wahyuni

Tanjung Selor, Disway – Berdasarkan data ketahanan pangan 2020, yang dirilis Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), secara nasional, Kalimantan Utara berada di peringkat 13, dengan poin 73,12.

Sedangkan untuk kabupaten/kota, tertinggi Kota Tarakan, di peringkat 36, dengan poin 80,44. Kabupaten Bulungan di peringkat 104, dengan poin 80,28. Nunukan di posisi 140, dengan poin 78,73, Malinau dengan poin 77,11, dan Tana Tidung di posisi 243, dengan poin 73,11.

“Kondisi ini, merupakan kondisi yang terjadi saat ini, dan tentu saja masih memerlukan upaya dalam rangka peningkatan ketahanan pangan di Kaltara,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara Wahyuni Nuzban, Rabu (15/7).

Kaltara sediri, dengan luas daratan yang mencapai 7.546.770 hektare, dimana terdapat sekitar 126.000,86 hektare lahan suboptimal, yang terdiri dari 11.184,22 kawasan suboptimal, yang diperuntukkan bagi pertanian, dan 114.822.62 hektare lahan suboptimal untuk perkebunan memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

“Lahan suboptimal adalah lahan yang secara alamiah, mempunyai produktivitas rendah, karena faktor internal dan eksternal, yang dipilah menjadi lahan kering masam, lahan kering iklim kering, lahan rawa pasang surut, lahan rawa lebak dan lahan gambut,” jelas Wahyuni.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan pangan nasional, semakin meningkat pula kebutuhan lahan untuk pengembangan pertanian. Untuk itu, pengembangan pertanian di Kaltara tidak dapat lagi hanya bergantung pada lahan-lahan produktif yang ada saat ini. Namun, diperlukan juga pengembangan lahan suboptimal, dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan yang ditimbulkan.

Selain itu, diperlukan juga usaha untuk peningkatan produktivitas. Seperti inovasi teknologi yang mampu mengatasi kendala kimia, biologi dan fisik, serta penataan lahan dilakukan, dengan mengacu pada kesesuaian lahan.

Adanya ketersediaan inovasi dan teknolong, menjadi harapan untuk pengembangan dan produktivitas pertanian.

Secara kultur, Kaltara juga memiliki memiliki potensi mengingat pertanian, dan merupakan budaya sebagian besar masyarakat Kaltara. “ini sejalan dengan upaya Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie dalam mewujudkan visi Kaltara, untuk dapat mandiri pangan dan mandiri energi,” ujarnya.

Yuni juga menilai optimalisasi pemanfaatan lahan rawa, perlu dilakukan. Untuk mewujudkan rawa sebagai lumbung pangan dalam mendukung ketahanan pangan di Kaltara. Ditambah dengan pendampingan penyuluh, pelatihan atau sekolah lapang (SL), pembentukan dan penguatan kelembagaan petani, juga perlu dilakukan.

“Hal ini tentunya diperlukan peran serta seluruh stakeholder, untuk mengeliminir kendala sosial ekonomi petani dalam pengembangan lahan suboptimal secara serius,” ujarnya. HUMAS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: