Reaktivasi Sangalaki Bertahap

Reaktivasi Sangalaki Bertahap

SALAH satu spot foto di Pulau Sangalaki. Reaktivasi pulau konservasi penyu ini dilakukan bertahap.

Tanjung Redeb,Disway – Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangalaki belum dibuka secara umum, terutama bagi wisatawan luar daerah. Reaktivasi akan dilakukan secara bertahap.

Seperti disampaikan Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, Dheny Mardiono, sedang dipersiapkan protokol kesehatan sebelum membuka TWA Sangalaki untuk umum.

Syarat yang ditetapkan oleh kementerian, kata dia, harus dipenuhi. Di antaranya, secara rutin dilakukan penyemprotan disinfektan pada fasilitas wisata, menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer.

Selain itu, petugas yang berjaga di pulau tersebut, harus menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan face shield.

“Termasuk menyediakan pengukur suhu tubuh, dan membatasi jumlah pengunjung dalam menerapkan phyisical distancing.

Untuk pembatasan ini, nanti akan kami tetapkan berapa jumlah maksimal dalam satu hari ke pulau itu. Tapi ini belum ditetapkan,” kata Dheny, Selasa (7/7) lalu.

Sementara untuk wisatawan, selain wajib membeli tiket masuk, menggunakan masker, juga harus mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pengelola Sangalaki.

“Termasuk menjaga jarak, dan tidak membuang sampah sembarangan, khususnya sampah plastik,” tambahnya.

Untuk saat ini, tahap pertama reaktivasi mulai Juni hingga Juli, masih untuk warga Berau. Sementara, untuk kunjungan wisatawan dari Kalimantan Timur, tahapannya Agustus hingga Oktober.

“Untuk domestik atau antarprovinsi tahapannya November hingga Januari.

Untuk wisatawan internasional setelah evaluasi dari semua tahapan. Tahapan ini sesuai dengan timeline strategy Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan segala perlengkapan sesuai protokol kesehatan. Meski begitu, dalam setiap tahapan, akan ada evaluasi yang harus dilakukan dengan melihat perkembangan pandemik COVID-19.

Karena, kata dia, jangan sampai dengan dibukanya objek wisata
Sangalaki secara keseluruhan menimbulkan dampak buruk bagi Berau.

“Apakah itu dapat terus dibuka untuk umum, nanti akan kami evaluasi. Jangan sampai malah menimbulkan klaster COVID-19 baru. Kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk hal ini,” ujarnya. */ZZA/REY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: