Manajer Perusda Mencak-Mencak, Anggaran Gaji BPR Sejahtera Dinilai Terlalu Besar
BONTANG, DiswayKaltim.com -- Manajer Pengembangan Bisnis dan Kemitraan, Perusda AUJ Bontang, Arif mencak-mencak. Anak usaha Perusda AUJ di bidang perbankan, PT BPR Sejahtera dinilai terlalu boros.
Baru saja BPR Sejahtera terima suntikan modal. Rp 1,3 miliar. Tapi, dalam 4 bulan tersisa separuh. Bahkan lebih. Hanya tersisa Rp 430 juta.
Alasan Arif marah wajar. Uang Rp 1,3 miliar ini hasil keuntungan perusahaan. Dari unit bisnis lainnya, sewa kapal dan bisnis iklan.
Dari bisnis sewa kapal Perusda AUJ terima Rp 1 milar. Lalu Rp 300 juta dari videotron. Hasilnya diberikan ke BPR Sejahtera. Untuk modal perbankan. Usai terima uang. Tiba-tiba uang gaji karyawan melonjak. 2 kali lipat.
"Tiba-tiba akhir tahun gaji mereka naik Rp 613 juta, padahal sebelumnya hanya Rp 336 juta," ujar Arif saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi II baru-baru ini.
Operasional BPR Sejahtera disebut terlalu besar. Tak sesuai dengan pendapatan. Gaji pegawai di bank pelat merah ini bisa Rp 14 juta. Padahal manajer di induk perusahaan hanya Rp 6 juta. "Ini kan gak masuk akal," seru Arif.
Katanya, BPR Sejahtera menggunakan parameter gaji di perbankan. Memang besar. Seperti bank-bank konvensional lainnya. Tapi, BPR Sejahtera masih di bawah naungan Perusda. Gajinya harus menyesuaikan kemampuan perusahaan. "Yah kalau mau gaji besar harus pisah dengan Perusda," katanya.
Arif minta agar BPR Sejahtera dipisahkan dari Perusda AUJ. Karena terlalu membenani perusahaan. Operasionalnya terlalu tinggi. Perusda kesulitan membiayai anak perusahaan ini. "Pisahkan saja lah," imbau Arif.
Sebenarnya wacana pemisahan BPR dengan Perusda sudah digulirkan 2019 kemarin. Tapi tidak berhasil. DPRD dan Pemkot beda sikap. Hanya persoalan nama perusahaan.
DPRD minta agar pengubahan nama bank dilakukan setelah BPR dan Perusda berpisah. Pemkot sebaliknya. Akhirnya tutup tahun. Pembahasan terhenti hingga hari ini. (wal/eny)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: