Bahaya New Normal Mengintai Balikpapan

OLEH: DJUMRIAH LINA JOHAN
Balikpapan ditengarai akan segera memberlakukan skenario new normal sesuai arahan pemerintah pusat. Demi perputaran roda ekonomi. Walaupun regulasi resmi belum turun, aktivitas sosial ekonomi sudah mulai aktif. Hal ini terlihat dari aktivitas Plaza Balikpapan. Tentu dengan catatan para pengunjung dites suhu tubuh terlebih dahulu dan wajib memakai masker. Akankah wacana pemberlakuan new normal menjadi solusi atau justru akan bumerang?
Pada Jumat (29/5) Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menyampaikan skenario pemberlakuan new normal di Balikpapan. Ada syarat yang harus terpenuhi jika ingin menuju keadaan tersebut. Yakni, syarat grafik R-Nought atau RO kasus virus corona (COVID-19) di Balikpapan harus turun lebih di bawah 1 persen. Tetapi saat ini Balikpapan belum menunjukkan penurunan ke angka tersebut.
“Salah satu indikator yang disampaikan oleh Bapak Presiden adalah grafik RO-nya harus di bawah satu. Sedangkan kita grafiknya masih di angka 1 persen,” kata Rizal saat penyampaian data terbaru wabah corona di Balikpapan, Rabu (27/5) sore.
Dengan demikian, Kota Balikpapan saat ini belum bisa menerapkan new normal. Rizal menyampaikan, pihaknya akan terus memantau keadaan minggu ini. “Kita tunggu satu minggu sambil menyusun panduan protokol new normal yang sudah dibuat Kementerian Kesehatan, Kementerian Tenaga Kerja, dan Gugus Tugas Pusat,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga sedang melakukan kajian untuk perizinan rumah ibadah, pertokoan, dan jalan raya. Di mana akan tetap diberlakukan pembatasan dan penerapan protokol. “Diharapkan bagi masyarakat agar ikut serta menerapkan protokol kesehatan agar grafik RO turun di bawah angka satu,” ungkapnya.
Dari sumber yang sama pada Sabtu (30/5), Pemkot Balikpapan pun telah menyiapkan sanksi jika ada pelanggaran ketika new normal telah diterapkan. Mulai dari sanksi berupa pendekatan persuasif hingga sanksi pencabutan izin bagi pelaksana usaha dan industri yang tidak disiplin. Hal itu disampaikannya usai pemerintah dan jajaran TNI-Polri membahas konsep new normal di Balikpapan. Walau begitu, pemerintah tetap akan memilih pendekatan yang lebih humanis.
“Tentu sekali lagi di sini membutuhkan kesadaran kita semua. Tadi konsep yang disampaikan oleh Kapolda Kaltim lebih banyak sanksinya pada pendekatan persuasif. Ditambah dari kita pemerintah kota jika itu bagi yang punya usaha sulit dianggap disiplin, maka bisa saja sampai pada tingkat peneguran, skorsing, hingga pencabutan izin usaha,” jelas Rizal, Jumat (29/5).
Ia menambahkan, “Ini kan kita masih persiapan. Nanti semuanya juga akan kita tuangkan dalam Perwali dan Perda. Jadi arahannya tadi dilakukan tidak usah terburu-buru. Karena perkembangan ini sangat dinamis. Kita petunjuknya juga masih terus berkembang dari Jakarta.”
Dalam rapat koordinasi bersama, Rizal menerangkan, pendekatan akan lebih difokuskan dari pemimpin keagamaan. Yang mana sering terlibat langsung dengan masyarakat. Juga akan fokus pada peningkatan penjagaan-penjagaan yang dilakukan oleh TNI-Polri.
Upaya mematangkan rencana new normal yang sejalan dengan tren internasional kini cukup memperlihatkan kesigapan Pemkot Balikpapan. Namun bila ditelaah, ada hal yang luput dari pembahasan.
Pertama, Pemkot terlalu terburu-buru mengikuti arahan pusat tanpa berpikir benar terlebih dahulu. Yakni, melihat realitas secara jernih. Fakta di depan mata memperlihatkan bagaimana perkembangan penyebaran COVID-19 di Balikpapan. Kota Minyak jauh dari kata siap untuk new normal. Bukan karena masalah regulasi, melainkan kurva pernyebaran yang belum landai.
Tren new normal yang terjadi di berbagai negara di dunia seperti Korea Selatan diterapkan setelah mereka mampu mengecek dan memastikan kurva penyebaran berada di titik nol. Mereka pun secara masif melakukan pengecekan ke seluruh penduduk yang terindikasi pernah berhubungan atau berpapasan dengan suspect melalui pemantauan CCTV yang tersebar di seluruh wilayah Korea Selatan. Didukung pula dengan fasilitas kesehatan terbaik, rumah sakit berkualitas, tenaga kesehatan yang memadai, serta dana yang mengucur deras.
Namun, lihatlah kini! Korea Selatan kembali menelan pil pahit adanya ledakan baru. Sehingga kebijakan new normal dicabut. Lebih dari 200 sekolah kembali diliburkan dan social distancing kembali diterapkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: