10 Nakes Karantina di RS Darurat

10 Nakes Karantina di RS Darurat

RUMAH Sakit Darurat menjadi lokasi karantina tenaga kesehatan yang telah selesai bertugas di ruang isolasi RSUD dr Abdul Rivai.(Fery)

TANJUNG REDEB, DISWAY – Sepuluh tenaga Kesehatan (nakes) kloter pertama yang bertugas di ruang isolasi RSUD dr Abdul Rivai, Tanjung Redeb, menjalani karantina mandiri di RS Darurat COVID-19, sejak tiga hari lalu.

Kepala Dinas Kesehatan, Iswahyudi membenarkan bahwa ada 10 tenaga kesehatan yang tengah menjalani karantina mandiri di RS Darurat COVID-19.

“Ada 10 tenaga kesehatan yang baru selesai piket di ruang isolasi RSUD dr Abdul Rivai, saat ini sedang menjalani karantina,” ujarnya kepada Disway Berau, Minggu (12/4).

Sebelumnya, 10 tenaga kesehatan itu merupakan perawat dan dokter yang bertugas di ruang isolasi dan kontak langsung dengan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), termasuk yang positif COVID-19.

“Sebelum ke RS Darurat, mereka menginap di gedung eks rumah bersalin di Jalan Langsat, samping Puskesmas Tanjung Redeb,” bebernya.

Dirinya berharap, kepada tenaga medis yang sedang menjalani karantina agar terus memperhatikan kesehatannya dan istirahat yang cukup.

“14 hari karantina itu, semoga bisa dimanfaatkan sebaik mungkin dan membatasi diri agar tidak kontak langsung dengan orang luar,” tuturnya.

Diketahui, Kabupaten Berau hanya memiliki satu dokter spesialis paru, dan tiga dokter spesialis penyakit dalam. Saat ini dokter spesialis paru tersebut masih melakukan perawatan ke pasien di ruang isolasi RSUD dr Abdul Rivai.

“Nanti kalau dokter spesialis paru karantina, digantikan oleh dokter spesialis penyakit dalam,” bebernya.

Kepala Satgas RS Darurat COVID-19, Jusram membenarkan, pihaknya kedatangan 10 tenaga kesehatan yang telah menyelesaikan tugas di ruang isolasi RSUD dr Abdul Rivai beberapa waktu lalu.

“Kami saat ini telah menerima 10 tenaga kesehatan yang berstatus ODP, karena baru keluar dari ruang isolasi,” ujarnya.
Dari sepuluh ODP tersebut, satu di antaranya merupakan dokter umum. Mereka, kata dia, harus menjalani karantina mandiri sesuai dengan protokol penanganan COVID-19.

“Kebetulan mereka adalah tenaga kesehatan, jadi mereka paham prosedurnya,” katanya.

Dirinya pun menyatakan siap untuk menggantikan dokter spesialis paru yang saat ini bertugas di ruang isolasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: