Bankaltimtara

Satgas Pamtas Akui Sulitnya Hidup di Perbatasan Mahulu, Fasilitas Terbatas dan Semua Serba Mahal

Satgas Pamtas Akui Sulitnya Hidup di Perbatasan Mahulu, Fasilitas Terbatas dan Semua Serba Mahal

Komandan Satgas Pamtas Long Apari Letda Czi Herman Songko (kanan) bersama junalis Nomorsatukaltim..-istimewa-

MAHULU, NOMORSATUKALTIM - Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas), Pos Long Apari mengakui sulitnya bertahan hidup di wilayah perbatasan Mahulu.

Penyebab utamanya karena infrastruktur jalan darat yang belum ada. Semua akses keluar-masuk hanya bisa ditempuh lewat jalur Sungai Mahakam.

Komandan Satgas Pamtas Long Apari Letda Czi Herman Songko menceritakan kesulitan mereka saat pertama kali datang dan bertugas di wilayah tersebut pada bulan Agustus 2024 lalu.

Personel yang bertugas bahkan kesulitan untuk menjangkau wilayah tersebut, karena saat itu kondisi sedang musim kemarau, menyebabkan debit air Sungai Mahakam yang menjadi akses transportasi andalan mengalami surut.

BACA JUGA: Sekolah di Perbatasan Mahulu: Guru dan Fasilitas Kurang, Listrik hingga Foto Presiden Belum Ada

BACA JUGA: Mahulu Belum Berdaulat, Kontribusi Pemerintah Pusat Dinilai Belum Maksimal

“Kami bertugas disini kurang lebih 1 tahun. Pada awal masuk ke sini, kami melihat akses yang paling utama, sangat sulit. Butuh waktu lama untuk sampai kesini. Karena yang jadi masalah kalau musim kemarau dan banjir itu semua akses keluar-masuk ke sini jadi terkendala,” ujar Letda Czi Herman Songko saat ditemui NOMORSATUKALTIM, Selasa 19 Agustus 2025.

Selain akses jalan yang sulit, kondisi jaringan internet dan listrik di wilayah perbatasan juga sangat sulit. Meskipun sudah tersedia jaringan 4G, namun kondisinya juga tidak lancar, sering bermasalah. Akibatnya kegiatan yang dilaksanakan secara online ikut terkendala.

Selanjutnya soal jaringan listrik juga sangat sulit. Pada wilayah perbatasan itu terdapat 2 kampung yang saling berdekatan, yakni Kampung Long Apari dan Kampung Noha Tivab.

Meskipun di 2 kampung tersebut sudah ada listrik umum yang dibeli dari anggaran kampung, namun kondisinya tidak stabil. Bahkan masyarakat kampung sering menggunakan listrik sendiri seperti genset.

BACA JUGA: Persoalan Menahun di Mahulu: Akses Jalan Sulit, Infrastruktur Harga Mati

BACA JUGA: Devung Paran: Infrastruktur Jalan Jadi Kunci Keberhasilan Program Pemerintah Pusat di Mahulu

“Untuk jaringan internet di sini sering lelet. Sangat sulit kita membuka link kalau ada rapat zoom, meskipun 4G. Kemudian listrik, ada genset kampung tapi kurang maksimal,” ungkapnya.

Selain itu, ia juga menyebutkan bagaimana sulitnya warga perbatasan Mahulu untuk mendapatkan layanan kesehatan yang maksimal.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: