Bankaltimtara

BMKG Deteksi 77 Titik Panas di Berau, Waspada Potensi Karhutla!

BMKG Deteksi 77 Titik Panas di Berau, Waspada Potensi Karhutla!

BMKG mendeteksi peningkatan signifikan jumlah hotspot (titik panas) di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.-(Istimewa/ BMKG)-

BERAU, NOMORSATUKALTIM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat peningkatan signifikan titik panas (hotspot) di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), khususnya di Kabupaten Berau. 

Pada 30 Juli 2025, terdapat 77 titik panas di Berau dari total 157 hotspot yang tersebar di Kalimantan Timur.

Kepala BMKG Kabupaten Berau, Ade Heryadi, mengungkapkan, bahwa peningkatan titik panas ini menandakan adanya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang perlu segera diwaspadai.

“Dari data pemantauan kami, wilayah Kabupaten Berau terus mengalami peningkatan jumlah hotspot," ungkap Ade, Kamis, 31 Juli 2025.

BACA JUGA: Kekeringan Meluas, Kaltim Hadapi Risiko Karhutla dan Krisis Air

BACA JUGA: BPBD Kutim Sebar Edaran Hingga RT, Antisipasi Potensi Karhutla Selama Kemarau

Menurutnya, peningkatan ini merupakan indikasi kuat bahwa potensi karhutla cukup tinggi dan masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan.

Berdasarkan pantauan, beberapa kecamatan yang masuk dalam kategori rawan karhutla antara lain Segah, Kelay, Gunung Tabur, Talisayan, Pulau Derawan, Teluk Bayur, dan Sambaliung. 

"Secara umum, seluruh wilayah Berau kami imbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman kebakaran lahan," tuturnya.

BMKG Berau juga mengeluarkan sejumlah imbauan kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya karhutla dan dampak buruk terhadap kualitas udara.


Tabel sebaran titik panas di Kabupaten Berau.-(Istimewa/ BMKG)-

BACA JUGA: Masuki Musim Kemarau, BPBD Bontang Antisipasi Potensi Karhutla

BACA JUGA: Kabut Asap Pernah Lumpuhkan Ekonomi Berau, Bupati Sri: Jangan Bakar Hutan dan Lahan!

"Bijak dalam penggunaan air tanah, tidak melakukan pembakaran lahan untuk menghindari penjalaran api yang tidak terkendali, menghindari pembakaran sampah yang dapat meningkatkan kabut asap dan polusi udara," bebernya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: