DIspora Kaltim Lirik Stadion Palaran; Padukan Pendidikan, Wisata dan Olahraga
Kepala UPTD Pengelolaan Prasarana Olahraga (PPO) Dispora Kaltim, Junaidi,-Topan Setiawan/Disway Kaltim-

1 Banner Dispora Kaltim 2025-(Foto/ Istimewa)-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Kepala UPTD Pengelolaan Prasarana Olahraga (PPO) Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, Junaidi, menekankan pentingnya penataan stadion dan fasilitas olahraga secara hati-hati dan terencana, bukan asal-asalan.
Junaidi memberi contoh keterbatasan lahan di kawasan Gelora Kadrie Oening sehingga sulit mengembangkan infrastruktur olahraga.
"Lahan di kawasan Gelora Kadrie Oening ini terbatas. Jadi, penataan tata ruangnya perlu dirancang cermat. Kalau bangunan sudah berdiri, tidak bisa dipindahkan. Kita harus pastikan setiap pembangunan tidak membuat kawasan terasa sempit, tetap estetis, dan nyaman bagi masyarakat,” ujar Junaidi saat wawancara di Kantor Dispora Kaltim, Selasa (29/7/2025).
Dengan lebih dari 60 cabang olahraga aktif di Kaltim, kebutuhan ruang latihan dan fasilitas pertandingan kian kompleks. Junaidi menggarisbawahi pentingnya desain kawasan yang multifungsi dan efisien agar tidak terjadi tumpang tindih pemanfaatan lahan.
"Bayangkan kalau setiap cabang olahraga ingin punya gedung sendiri, tentu kompleks stadion ini tidak akan cukup menampung semuanya. Oleh karena itu, penataan awal menjadi kunci agar fungsi, estetika, dan kenyamanan tetap terjaga,” tambahnya.
Menjawab tantangan ini, Dispora Kaltim mulai melirik Stadion Palaran yang selama ini belum maksimal pemanfaatannya. Kawasan seluas sekitar 82 hektare ini dinilai jauh lebih potensial dibanding Stadion Kadrie Oening yang hanya punya sekitar 60 hektare lahan.
“Stadion Palaran masih memiliki lahan sekitar 82 hektar, jauh lebih luas dibandingkan Stadion Kadrie Oening. Kalau ditata dengan baik, lahan ini bisa menampung banyak kebutuhan, bahkan dengan konsep penggabungan seperti satu gedung bela diri atau gedung olahraga beregu,” jelasnya.
Tak hanya jadi fasilitas olahraga, kawasan Stadion Palaran juga akan disulap menjadi destinasi wisata baru lewat program unggulan bernama Laga Diksata. Akronim dari Layanan, Pendidikan, Olahraga, dan Wisata.
Program ini mengusung konsep wisata olahraga yang menyatu dengan aktivitas kebugaran dan edukasi.
"Jadi, kita ingin masyarakat datang ke Stadion Palaran itu seperti sedang berwisata. Sehingga meskipun jauh, tetap ingin dikunjungi,” ucap Junaidi dengan semangat.
Ia juga mengajak masyarakat untuk mulai melirik potensi lokal seperti Stadion Palaran, mengikuti kecenderungan mereka yang rela menempuh perjalanan jauh demi rekreasi.
"Saya mengimbau masyarakat agar mulai melirik dan menggunakan Stadion Palaran. Memang lokasinya tidak di tengah kota, tetapi jika kita melihat banyak orang mau bepergian jauh untuk wisata ke tempat-tempat seperti Pantai Pandita Lopi atau Pantai Kelapa di Samboja, kenapa tidak dengan Stadion Palaran?” katanya.
Junaidi turut mengingatkan pentingnya efisiensi dalam pembangunan infrastruktur, baik dari aspek anggaran maupun pemeliharaan. Ia menyayangkan jika pembangunan hanya berorientasi pada pencitraan tanpa mempertimbangkan beban jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
