Kecamatan Loa Janan Undang Akademisi Unmul, Ungkap Risiko Longsor di Batuah

Forum ilmiah yang membahas potensi bencana tanah longsor di Kecamatan Loa Janan.-ist--
Banner Diskominfo Kukar 2025 Rev--
KUKAR, NOMORSATUKALTIM – Pemerintah Kecamatan Loa Janan menggelar forum ilmiah bersama tim akademisi Universitas Mulawarman. Mereka membahas potensi bencana tanah longsor di wilayah KM 24 dan KM 28, Kecamatan Loa Janan.
Kegiatan tersebut berlangsung pada awal Mei 2025 di Kantor Desa Batuah, dan dihadiri langsung oleh Camat Loa Janan, Hery Rusnadi.
Pertemuan ini menjadi langkah awal dalam menyusun strategi mitigasi bencana berbasis kajian akademis untuk menjaga keselamatan warga di kawasan rawan longsor itu.
Tanah longsor yang kerap melanda jalur utama penghubung antarwilayah tersebut menjadi latar belakang diselenggarakannya forum ini. Jalur itu bukan hanya vital bagi mobilitas masyarakat, tetapi juga merupakan nadi ekonomi yang mendukung kehidupan warga di desa tersebut dan sekitarnya.
Dalam kesempatan tersebut, tim akademisi dari Universitas Mulawarman memaparkan hasil penelitian mereka, yang meliputi observasi langsung di lapangan, analisis geoteknik, serta peta sebaran risiko longsor.
Penjelasan ilmiah ini menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan kebijakan pembangunan yang lebih aman dan berkelanjutan.
Camat Loa Janan, Hery Rusnadi, mengapresiasi langkah Pemerintah Desa Batuah yang telah melibatkan para akademisi dalam mengkaji potensi bencana.
“Kami mendukung penuh upaya mitigasi bencana berbasis kajian akademik seperti ini,” kata Hery Rusnadi, Kamis 8 Mei 2025.
Ia menambahkan bahwa hasil dari diskusi ini akan menjadi rujukan penting untuk menentukan kebijakan pembangunan ke depan yang menempatkan keselamatan warga sebagai prioritas utama.
“Kolaborasi antara pemerintah desa, kecamatan, daerah, dan institusi pendidikan tinggi seperti ini sangat penting dalam menyikapi isu strategis seperti potensi bencana,” tegasnya.
Tim akademisi juga merekomendasikan sejumlah langkah teknis dan sosial yang dapat diterapkan secara bertahap. Di antaranya adalah pembangunan sistem drainase yang efektif, pembuatan terasering di lereng rawan, penanaman vegetasi penguat tanah, serta program edukasi kepada masyarakat tentang gejala awal tanah bergerak.
Dikatakan bahwa Pemerintah Desa Batuah menyatakan siap menindaklanjuti hasil kajian tersebut dan akan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara serta dinas terkait lainnya.
Forum ini turut dihadiri perangkat desa, tokoh masyarakat, serta warga dari wilayah terdampak. Diharapkan, kolaborasi seperti ini dapat memperkuat kesiapsiagaan dan tata kelola bencana di Desa Batuah, sekaligus menjadi contoh sinergi antara pemerintah dan akademisi dalam merespons tantangan lingkungan yang semakin kompleks. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: