Program 3 Juta Unit Rumah untuk MBR, Angin Segar untuk Bisnis Properti di PPU

Ilustrasi.-istimewa-
PENAJAM, NOMRSATUKALTIM- Dengan adanya program pembangunan 3 juta unit rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dari Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, tak hanya membantu warga yang ingin memiliki rumah, tapi juga menjadi angin segar bagi developer properti.
Di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertamanan (Disperkimtan) mencatat setidaknya terdapat 54 pengembang perumahan.
"Kurang lebih pengembang perumahan yang aktif ini ada 20 saja," kata Kepala Bidang (Kabid) Perumahan, Permukiman dan Pertamanan Disperkimtan Kabupaten PPU, Khairil Achmad, Selasa (25/2/2025).
Adapun yang tidak aktif ini dari beberapa informasi, disebabkan karena pengembang perumahan kehabisan kuota KPR (Kredit Pemilikan Rumah).
BACA JUGA: Kota Balikpapan Perlu Miliki Pasar Distribusi untuk Menjaga Stabilitas Harga Bahan Pokok
BACA JUGA: Antisipasi Lonjakan Harga, Pemkab PPU Gelar Operasi Pasar, Ada Bahan Pokok hingga Gas LPG 3 Kg
"Pengembang perumahan aktif yang dimaksud, yakni pemasarannya berjalan dan terdapat masyarakat yang membeli," jelasnya.
Dengan adanya program 3 juta rumah menjadi peluang besar bagi developer properti agar tak lesu atau bisa aktif kembali.
Belum lagi seiring keberadaan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara diprediksi pertumbuhan penduduk semakin meningkat seiring banyaknya perpindahan.
"Selain adanya program tiga juta unit rumah, juga hadirnya IKN Nusantara. Dengan pertambahan penduduk ini mungkin akan menambah peluang usaha bagi investor-investor bidang properti," tuturnya.
BACA JUGA: Produksi Ikan Tangkap di PPU Surplus Sampai 6.600 Ton
BACA JUGA: Antisipasi Kelangkaan, Disperindagkop-UKM Paser akan Gelar Operasi Pasar LPG 3 Kg di Bulan Ramadan
Ke depan banyak Aparatur Sipil Negara (ASN) atau pegawai dari pemerintah pusat yang akan pindah tugas di IKN Nusantara. Tentunya, memilih hunian untuk tempat tinggal wilayah Kecamatan Penajam dan Kota Balikpapan menjadi opsi.
"Sedangkan di Balikpapan untuk sektor properti biayanya cukup tinggi. Kalau untuk Penajam masih bisa dijangkau dan juga ada rumah subsidi. Pengembangan-pengembang kita banyak berharap pembeli-pembeli seperti itu," pungkas Khairil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: