Kumala Sound Project, Hapus Keangkeran Pulau Kumala Saat Malam
D'Masiv saat tampil di Kumala Sound Project.-ari/disway-
KUKAR, NOMORSATUKALTIM – Kumala sedang berbenah. Dikenal angker karena kesunyian dan aura mistisnya, terutama ketika malam, saat itu mendadak ramai dipenuhi oleh ratusan mata.
Lampu-lampu menyorot tajam hingga ke atas langit. Suara sound system sudah terdengar, bahkan sebelum masuk ke pintu gerbang pulau. Kumala malam itu mendadak ramai. Bukan oleh bangsa lelembut. Tapi oleh lautan manusia.
Keramaian itu ternyata buah dari event bertajuk Kumala Sound Project. Sebuah festival musik akbar yang berlangsung selama tiga hari. Mulai 12 hingga 14 Desember 2024.
Festival ini ibarat pengisi dahaga untuk menghidupkan kembali wisata di Pulau Kumala yang mati suri sejak pandemi COVID-19.
Tidak tanggung-tanggung, festival ini menghadirkan band ternama D’masiv untuk manggung saat Jumat 13 Desember 2024 malam. Cinta Ini Membunuhmu, Pergilah Kasih, Jangan Menyerah, Diam Tanpa Kata, adalah sejmlah lagu hits yang dinyanyikan oleh Rian sang vokalis.
Penonton pun terbawa suasana. Mereka ikut bernyanyi dari bawah panggung. Gemerlap lampu malam itu, membuat nuansa Kumala yang identik sepi saat malam, berubah menjadi syahdu oleh iringan live music.
Malam itu tidak Cuma D’Masiv yang tampil. Beberapa penyanyi solo juga ikut meramaikan. Sebut saja Iqbal, Meiska dan Donne Maula.
Suasana malam di tengah pulau begitu gegap gempita oleh gemerlapnya cahaya lampu panggung. Tapi, pemandangan menjadi berbeda jika kita mau beranjak sedikit ke bagian belakang pulau.
Ya, di bagian yang mengarah pada ujung pulau, dimana terdapat patung dan beberapa purwarupa candi, suasana 180 derajat berbanding terbalik.
Tidak ada hiasan lampu-lampu gemerlap. Tidak ada suara bass hingga melodi gitar yang memekakkan telinga. Semua kembali seperti asalnya. Gelap. Sunyi. Bahkan suara katak bisa terdengar.
Kami mencoba menjelajahi pulau ini menggunakan sepeda listrik yang memang disediakan oleh pengelola untuk pengunjung.
Suasana jelajah malam di Pulau Kumala. -ari/disway-
Agak lain kali ini. Biasanya pengunjung menggunakan sepeda untuk berkeliling saat siang, namun kami kebalikannya. Memilih eksplorasi pulau ketika malam hari. Satu-satunya penerangan cuma lampu jalan dari sepeda listrik yang kami kendarai.
Redi Sulfani, pemilik usaha penyewaan sepeda listrik, mengajak kami menikmati suasana pulau yang memiliki luas sekitar 76 hektare.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: