Sepak Takraw Rencanakan TC di Thailand 

Sepak Takraw Rencanakan TC di Thailand 

Darmin ingin tim sepak takraw berlatih di Thailand (Tebe/ Disway Kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com - Pengprov Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Kaltim masih bingung akan menggelar pemusatan latihan dimana saat TC sentralisasi digelar. Saat ini, 8 atlet sepak takraw Kaltim masih berlatih di tiga tempat berbeda yakni Samarinda, Kukar, dan Sulawesi Selatan. Jika saat TC sentralisasi nanti KONI Kaltim mewajibkan harus berlatih di Samarinda, tim pelatih sepak takraw Kaltim akan menggunakan jasa atlet lokal untuk menjadi lawan sparing. Meski diakui tidak sepadan, setidaknya atlet sepak takraw Kaltim masih bisa beruji tanding. "Saya sedang komunikasikan dengan Bidang Bina Prestasi (KONI Kaltim). Kalau harus di Samarinda, ya kami akan gunakan jasa atlet kampung untuk lawan sparing. Yang penting bisa latihan bertanding," kata Sekretaris PSTI Kaltim, Darmin Shaleh Balfas, Kamis (16/1/2020). Darmin sudah mengusahakan agar timnya dapat melakukan pemusatan latihan di beberapa daerah di Indonesia yang punya tradisi kuat di cabor sepak takraw. Sayangnya, usaha mereka kandas. "Saya sudah hubungi Jatim, tapi ditolak. Mereka tak mau teknik latihannya diketahui calon lawan. Sulsel yang walau beda kelas, rasanya juga tak mau. Sedangkan tempat berlatih yang ideal hanya di Jatim, DKI, Sulsel, dan Riau," jelas Darmin. Padahal target tim sepak takraw Kaltim sangat tinggi di PON Papua nanti yakni 1 emas dan 1 perak. Darmin lantas berharap timnya bisa mendapat kesempatan berlatih di luar negeri. "Saya mendapat arahan dari salah satu pengurus PB PSTI untuk berlatih di Thailand. Karena secara biaya, akan sama atau malah lebih murah ketimbang berlatih di daerah lain di Indonesia," sambungnya. Dipilihnya Thailand sendiri selain faktor biaya, juga karena kualitas atlet sepak takraw di Negeri Gajah Putih tersebut sangat mumpuni. Thailand memang dikenal digdaya di cabor yang menggunakan bola dari rotan ini. Karena kehebatan mereka inilah kemudian muncul regulasi baik di Sea Games juga Asian Games, bahwa setiap negara hanya boleh mengikuti 2 kelas. Sedangkan tuan rumah bisa mengikuti 4 kelas. "Kalau tidak ada aturan itu, habislah. Semua medali pasti dibabat oleh Thailand. Seperti di Asian Games kemarin, kalau kelas tidak dibatasi, sulit Indonesia dapat medali emas dari sepak takraw," tutur Darmin. Dengan berlatih di Thailand, maka level kompetensi atlet Kaltim otomatis akan terjaga bahkan bisa saja meningkat. Pasalnya, sangat mudah mencari lawan tanding yang levelnya tinggi. "Di Thailand, atlet kampungnya saja selevel dengan atlet nasional kita. Oleh sebab itu saya berharap bisa berlatih di sana. Ini saya terus perjuangkan agar dikabulkan KONI Kaltim," tuntasnya. (ava/fdl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: