Pastikan Maju di Pilkada, Mahyunadi Akan Mundur dari Legislatif

Pastikan Maju di Pilkada, Mahyunadi Akan Mundur dari Legislatif

Sangatta, DiswayKaltim.com – Sebelum memutuskan maju sebagai kontestan pada Pemilihan Kepala Darah (Pilkada) Kutim, setiap kandidat memiliki hitung-hitungan yang matang dan terukur. Begitu pula dengan anggota DPRD Kaltim, Mahyunadi. Mantan Ketua DPRD Kutim periode 2014-2019. Ia memutuskan akan bertarung pada Pilkada Kutim tahun ini. Bermodal pemilih fanatik. Berdasarkan survei tahun 2015. Yang mencapai 19 persen suara. Yang tidak akan beralih ke orang lain. Hasil survei itu dibuktikan pada Pemilihan DPRD Kaltim 2019. Ia bertarung hanya bermodal kalender, brosur, dan baju. Tanpa serangan fajar. Suara anak ketiga dari H. Mansur Mante itu hampir 19 ribu. Hasil survei baru-baru ini memperlihatkan elektabilitas Mahyunadi mencapai 20 persen. Mengungguli petahana. “Angka pemilih fanatik itulah modal dasar saya. Untuk memberanikan diri maju. Sebagai calon Bupati Kutai Timur,” ungkap Mahyunadi belum lama ini di kediamannya. Ia menegaskan, pada awalnya dirinya tidak terlalu berambisi untuk maju di Pilkada Kutim. Hal itu lantaran sudah merasa cukup dan nyaman bertugas di provinsi. Sebagai wakil rakyat dari Dapil Bontang, Kutim, dan Berau. Namun, banyak dorongan besar datang dari masyarakat Kutim. Banyak masyarat Kutim yang berharap adik kandung Mahyudin ini maju pada Pilkada Kutim. Melihat harapan masyarakat itu, Unad sapaan akrab Mahyunadi, mulai terbuka hatinya. Salah satu langkah nyatanya yakni mendaftarkan diri ke beberapa partai politik yang membuka penjaringan. “Saya maju lewat jalur partai. Saya juga bisa pastikan di bulan Februari saya punya perahu yang cukup delapan kursi. Ada dua partai dengan masing-masing empat kursi. Dari calon wakil didorong empat kursi dan saya juga didorong empat kursi dari partai penguasa saat ini,” ujar Mahyunadi. Rekomendasi dari dua partai politik itu belum di tangannya. Namun pengurus partai di tingkat daerah hingga pusat sepakat mengusungnya. Mahyunadi memastikan, dukungan dua partai ini didapatkan tanpa mahar. Semata melihat profesionalisme dan keinginan yang sama. Membangun Kutim yang lebih baik dan maju. Terkait pendampingnya, Mahyunadi menyebut sekira tujuh orang sudah melakukan komunikasi dengannya. Namun, dari komunikasi politik yang dibangun, tokoh yang paling cocok sebagai pendampingnya adalah Ordiansyah. Komunikasi keduanya disaksikan oleh anggota DPR RI Irwan serta Wakil Ketua DPD RI Mahyudin. Meskipun sudah berjabat tangan, tak menutup kemungkinan nama pendampingnya berubah. Hal itu terjadi lantaran mereka masih menunggu rekomendasi resmi dari partai. Terkait jabatannya saat ini sebagai anggota legislatif provinsi, Mahyunadi mengaku siap mundur. Ia merasa jabatan hanya titipan dari Allah. “Jadi kalau masalah cabut dari provinsi, saya pikir semua perjuangan butuh pengorbanan. Dengan tujuan untuk kemaslahatan orang banyak. Bukan untuk kepentingan pribadi,” tutup Mahyunadi. (oke/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: