Debat Perdana Pilgub Kaltim 2024: Potensi Meraup “Undecided Voters”
Arcintia Rahmadani, Mahasiswi Fisipol Universitas Mulawarman.-dok pribadi--
Oleh: Arcintia Rahmadani (Mahasiswi Fisipol Universitas Mulawarman)
DEBAT perdana calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Timur yang diikuti oleh kedua pasangan calon berlangsung dengan intensitas emosi negatif, di mana keduanya tampil dengan memunculkan suasana politik yang tegang dan kompleks yang saling menonjolkan gagasan dan juga saling serang argumen diantara kedua kandidat.
Situasi ini memang sudah diprediksi oleh sejumlah kalangan, dimana debat akan berlangsung dengan tensi yang tinggi.
Sebagai salah satu bagian penting dalam proses Pilkada, debat pilgub ini dapat dijadikan sebagai suatu ajang dan juga kesempatan bagi para pasangan calon untuk menyampaikan visi misi dan juga gagasannya.
Dari sini, semua kalangan yang menyaksikan debat perdana ini tentu punya penilaian terhadap masing-masing pasangan calon dan dapat menjadi referensi untuk menentukan pilihan politiknya. Selain itu, debat pasangan calon ini juga dapat dijadikan pemilih untuk memahami dengan lebih dalam pasangan calon mana yang akan mereka pilih.
Dalam debat perdana ini, kedua pasangan calon memperlihatkan bagaimana adanya kekurangan dan kelebihan dari masing-masing, baik dari segi pemaparan visi misi, gagasan, maupun saat saling menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh panelis maupun dari pasangan calon lain.
Dari sini terlihat bagaimana pentingnya bagi setiap pasangan calon untuk menonjolkan kemampuan dan juga gagasan, serta solusi konkrit yang diinginkan oleh masyarakat Kalimantan Timur.
Pasangan calon yang mampu mengkomunikasikan ide-ide mereka dengan jelas dan meyakinkan serta menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu lokal, memiliki peluang lebih besar untuk menarik perhatian undecided voters. Hal ini karena pemilih yang belum memutuskan biasanya mencari informasi dan keyakinan sebelum membuat pilihan akhir.
Oleh karena itu, penting bagi calon untuk tidak hanya berfokus pada serangan terhadap lawan politik saja, tetapi juga menekankan bagaimana visi mereka dapat memberikan solusi nyata bagi tantangan yang ada di Kaltim ini.
Dengan terlaksananya debat pilgub perdana kemarin, pemilih tentunya sudah memiliki persepsi atau pandangan tersendiri mengenai bagaimana kapasitas dari masing-masing pasangan calon, rekam jejak, integritas, dan kebijakan relevan yang tentu dapat membangun kepercayaan pemilih untuk memilih pasangan calon yang tepat.
Serta penting juga bagi para paslon pada debat selanjutnya untuk dapat memperbaiki kekurangan yang ada serta adanya penguatan dan penguasaan pada isu yang dibahas.
Sebab harus diakui, dalam debat perdana kemarin, kedua pasangan calon tidak dalam posisi yang kuat, menyangkut penguasaan isu yang diketengahkan dan cenderung lebih banyak saling serang terhadap lawan politiknya. Karena bagaimanapun debat pilgub ini menjadi strategis dalam memastikan arah dukungan dari pemilih, terutama bagi yang belum menentukan pilihan atau undecided voters.
Kalangan yang termasuk dalam kelompok undecided voters adalah mereka yang belum menentukan pilihan. Undecided voters berada dalam posisi "mengambang" dan belum membuat keputusan akhir mengenai pasangan calon yang akan mereka dukung.
Undecided voters sering kali menjadi fokus perhatian karena mereka memiliki potensi untuk mempengaruhi hasil pemilihan secara signifikan, terutama ketika jumlah mereka cukup besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: