Ajaib, Shalat Istisqa’ Warga Kampung ini Langsung Dijawab dengan Hujan
Tangkapan layar video viral hujan turun mendadak setelah gelaran shalat Istisqa' di Jambi-(Disway/ Istimewa)-TikTok
NOMORSATUKALTIM – Sebagian besar wilayah Indonesia masih dilanda kekeringan. Kemarau yang berlangsung berbulan-bulan, membuat warga kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari.
Karenanya, sekelompok warga di Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi belum lama ini menggelar shalat Istisqa’ untuk meminta hujan.
Ajaibnya, permohonan kepada Tuhan tersebut langsung dijawab dengan turunnya hujan saat itu juga.
Kejadian ini diunggah oleh akun TikTok @ashabulkahfu767 yang videonya viral di berbagai media sosial.
Dalam video tersebut, pemilik akun membagikan momen usai dirinya melaksanakan shalat Istisqa’ dan sedang mendengarkan khutbah.
Tiba-tiba keajaiban datang, sesaat setelah shalat, gerimis mulai turun. Bahkan, gerimis yang awalnya kecil-kecil berangsur semakin deras hingga membasahi pakaian para Jemaah yang tengah mendengarkan khutbah.
Hujan semakin deras saat sang imam memimpin doa. Sementara jemaah tetap bertahan di tempat sehingga terekam jelas dalam video pakaian mereka nampak basah.
Shalat ini tak hanya dilakukan oleh para pria, para perempuan juga terlihat ikut dalam Istisqa’ yang digelar tengah sungai yang mulai mengering. Terlihat dari sisa genangan air sungai di sekitar para jemaah.
Video yang diunggah beberapa hari lalu ini pun menjadi viral di beberapa media sosial, mulai Twitter hingga TikTok.
Warganetpun merasa takjub. Karena permintaan warga langsung dikabulkan, tak lama usai menggelar shalat meminta hujan.
Tanggapan positif membanjiri kolom komentar unggahan tersebut.
“Allah maha baik, untuk makhluk nya,” tulis salah seorang warganet.
“Doa tembus langit, masyaAllah,” tulis warganet yang lain.
Tata Cara Shalat Istisqa’
Dihimpun dari artikel di laman Kemenag RI, Shalat Istisqa’ ialah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya).
Shalat Istisqa' telah dipraktikkan di zaman Rasulullah Saw. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. disebutkan:
Nabi Muhammad Saw keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau shalat dua rekaat bersama kita tanpa azdan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah Swt dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya (HR. Imam Ahmad).
Adapun waktu pelaksanaan Shalat Istisqa' adalah di siang hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari istri beliau, Aisyah Ra.
Urutan shalat Istisqa
1. Imam dan makmum berkumpul di tanah lapang untuk mengerjakan shalat secara berjamaah.
2. Imam dan makmum tanpa didahului azdan dan iqamat berniat membaca niat shalat istisqa'.
3. Sesudah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir 7 x pada rekaat pertama, dan 5 x takbir pada rekaat kedua.
4. Pada tiap-tiap rakaatnya, imam membaca surat al-fatihah dan satu surat pendek secara jelas yang dapat didengarkan oleh para makmum. Dilanjutkan dengan rukuk, dua sujud dan duduk di antara dua sujud.
5. Pada rekaat kedua setelah sujud, imam dan makmum melakukan duduk tahiyyat akhir dan membaca bacaan tahiyyat, tasyahhud, dan salawat seperti yang dibaca dalam shalat wajib. Diakhiri dengan bacaan salam dengan menolehkan wajah dan kepala ke kanan dan ke kiri.
6. Imam menyampaikan khutbah dan didengarkan oleh jamaah yang hadir.
Khutbah shalat Istisqa
Khutbah shalat istisqa terdiri dari dua khutbah yang disampaikan khatib dengan cara berdiri dan sekali duduk di antara kedua khutbah.
Rukun khutbah dalam shalat istisqa' sama dengan yang dilakukan khatib sesudah shalat Id. Di antaranya membaca takbir 9 x pada khutbah pertama dan takbir 7 x pada khutbah kedua.
Dalam materi khutbah dianjurkan khatib mengajak umat Islam untuk bertaubat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.
Tiap-tiap mengakhiri khutbah pertama dan khutbah kedua, khatib disunnahkan membaca doa dengan cara dirinya membalikkan badan dan membelakangi jamaaah untuk menghadap kiblat, menukar posisi selendang sorban di pundaknya, seraya mengangkat kedua tangannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: