Angka Harapan Hidup Balikpapan Tertinggi di Kaltim
Kemudahan akses fasilitas kesehatan menjadi penting meningkatkan taraf dan harapan hidup masyarakat. (Dok. Disway Kaltim)
Balikpapan, DiswayKaltim.com - Angka harapan hidup (AHH) masyarakat di Balikpapan terus meningkat.
Peningkatan ini tak lepas dari kemudahan akses masyarakat kepada fasilitas kesehatan (faskes).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan, rata-rata AHH pada 2015 mencapai 73,95 tahun. Lalu, pada 2016 73,96 tahun, 2017 mencapai 73,97 tahun dan pada 2018 naik menjadi 74,19 tahun.
Kepala BPS Balikpapan Achmad Zaini menyebut, AHH di Balikpapan merupakan yang tertinggi se-Kalimantan Timur.
Kota Bontang menempati urutan kedua dengan angka 73,94 tahun dan Samarinda mencatat angka 73,93 tahun.
"Angka itu juga di atas rata-rata provinsi yang tercatat 73,96 tahun dan Indonesia 71,20 tahun," papar Achmad Zaini.
Jumlah penduduk Kota Balikpapan 645.727 jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,78 persen menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah kota. Khususnya dalam menyediakan fasilitas kesehatan. Seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, laboratorium kesehatan dan lainnya.
Menurut Achmad Zaini, AHH masuk ke dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) yang berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM yang meningkat diukur dari faktor kesehatan, AHH, rata-rata lama sekolah, dan angka harapan lama pendidikan serta daya beli.
Achmad Zaini menjelaskan, akses ke faskes merupakan salah satu indikator AHH. Dimana akses faskes di Balikpapan meliputi akses fisik, keterjangkauan secara fisik terhadap faskes serta ada akses sosial.
"Maksudnya adalah bagaimana kesempatan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan," katanya.
Balikpapan dinilai mengalami kemajuan pesat dalam penyediaan faskes. Baik oleh pemerintah maupun swasta. Diakuinya, akses fisik yang terdiri dari jarak, orbitrasi dan infrastruktur di beberapa wilayah di Balikpapan masih relatif dekat atau mudah dijangkau dari faskes.
Meski demikian, dalam lima tahun terakhir pemkot terus mengupayakan pembangunan faskes. Bahkan juga akan meningkatkan status rumah sakit.
"Seperti rumah sakit tipe D di Rumah Sakit Sayang Ibu untuk menjangkau masyarakat di sisi sebelah barat," ujarnya.
Tercatat, pada 2018 Balikpapan memiliki 10 rumah sakit, RS Bersalin 4 unit, RS Khusus 1 unit dan puskesmas sebanyak 27 unit.
Belum termasuk puskesmas pembantu (Pusban) dan puskesmas keliling. Kondisi jauh berbeda saat 2015 lalu. Dimana jumlah rumah sakit baru 8 unit, RS Bersalin 3 unit, puskesmas 20 unit ditambah pusban 13 unit dan puskesmas keliling 28 Unit.
Lebih lanjut dikatakan Achmad Zaini, pemkot terus berupaya memperbaiki akses sosial. Salah satunya mengikutsertakan peserta rumah tangga miskin ke dalam program BPJS Kesehatan.
"Harapannya semua masyarakat mendapat layanan kesehatan," katanya.
Menurutnya, tingkat kesadaran kesehatan masyarakat Balikpapan meningkat jika dilihat dari jumlah ibu yang melahirkan.
Hal ini seturut kesadaran kaum ibu untuk melahirkan di rumah sakit. "Hal tersebut berpengaruh semakin kecilnya tingkat kematian bayi," katanya. (*/eny)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: