Tumpukan Material Proyek DAS Ampal Dinilai Hambat Usaha Warga Balikpapan

Tumpukan Material Proyek DAS Ampal Dinilai Hambat Usaha Warga Balikpapan

Nomorsatukaltim.com - Proyek Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal, yang dikerjakan PT Fahreza Duta Perkasa, seakan tak pernah lepas dari keluhan warga Balikpapan.

Teramat banyak keluhan dan kerugian yang diutarakan pelbagai pihak. Termasuk para pengusaha yang membuka usahanya di sekitar proyek tersebut.

Baru-baru ini, pengerjaan terkait kembali memantik keluhan warga. Terutama soal tumpukan material proyek DAS Ampal. Yang dinilai menghambat usaha.

Semisal, yang diutarakan Leader Toko Andalas, Nia. Ia menilai pembangunan DAS Ampal bikin pengunjung enggan datang. Dampaknya, targetnya menurun lebih dari 50 persen.

Material dan alat berat PT Fahreza menghadang depan toko, memengaruhi calon pembeli untuk singgah. Apalagi kendaraan macet dan debu dimana-mana, yang membuat sulit akses masuk karena alat berat sering parkir di depan Andalas.

Selain menurunkan omset pendapatan, karyawan punya rutinitas baru, membersihkan debu-debu yang menempel di kaca toko. Bahkan debu masuk ke toko Andalas. Buat pelanggan yang sudah sedikit jadi tambah tidak nyaman.

"Tiga kali sehari kami lap kaca karena berdebu, polusi udara. Dampaknya juga PDAM mati karena pipa pecah kena alat berat PT Fahreza," katanya.

Leader Toko Andalas, Nia bersama jurnalis Disway Adhi.

Nia juga menyebut, PT Fahreza memotong akses satu-satunya warga samping gang toko Andalas. Warga terisolasi dan kendaraan warga jadi parkir depan toko Andalas.

Lewat media ini, karyawan Andalas hanya bisa mengimbau agar calon pembeli sebaiknya menggunakan masker. Selain itu jika ingin ke toko mereka, langsung diarahkan ke Andalas All Black sebelah roti tiam.

"Dampaknya pipa PDAM mati, polusi udara, penjualan turun drastis, pengunjung susah karena jalanan sempit," kata Nia.

Keluhan juga datang dari pedagang Mie Jogja Pak Karso. Dagangannya sepi karena tempat jualannya konsep terbuka. Debu bertebaran tercampur ke hidangan. Pengunjung malas datang karena makanan jadi tidak bersih karena polusi udara.

"Biasanya akhir pekan ramai, ini berkurang lebih separuh, makanan jadi tidak higienis karena banyak debu," ujarnya.

Saat media ini mengamati situasi proyek DAS Ampal, didapati banyak galian menganga dan cukup lebar. Adapun material Parit Beton atau Uditch Beton hanya bertumpuk dan terpasang.

Pekerja di lapangan juga tak sampai 10 orang, mereka sesekali melakukan pengecekan galian. Polusi udara karena Debu yang bertebaran juga tak diminimalisir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: