Perburuan Telur Penyu Masih Terjadi

Perburuan Telur Penyu Masih Terjadi

Perburuan telur penyu masih terjadi di Berau. Tampak penyu sedang bertelur di salah satu pulau.(ARIE PRAMANA PUTRA) TANJUNG REDEB, DISWAY - Ancaman kelangsungan hidup penyu sepertinya masih terus berlanjut. Tak hanya karapas jadi incaran, pencurian telur penyu hijau di Pulau Sangalaki, diduga masih marak terjadi. Hal itu diungkapkan Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Dheny Mardiono. Ia mengatakan, saat dirinya berada di pulau tersebut beberapa hari lalu, menerima laporan bahwa telah terjadi pencurian telur penyu. Tak tanggung-tanggung, setidaknya ada tiga sarang telur penyu yang berhasil digondol maling dalam waktu semalam saja. "Kalau tidak salah Rabu (13/11) atau Kamis (14/11)lalu pencuriannya," jelasnya Padahal lanjut dia, pihaknya secara berkala melakukan patroli di malam hari dengan berkeliling pulau dalam melakukan penjagaan sarang telur penyu agar tidak dicuri. "Malam itu petugas kami cek masih ada. Setelah pagi ketika dilihat kembali tiga sarang sudah hilang," ungkapnya kemarin. Ia menduga, pelaku pencurian tersebut merupakan oknum yang memang sudah terbiasa mencuri telur penyu. Karena telah mempelajari situasi penjagaan yang dilakukan oleh pihaknya. Pelaku termasuk pintar mencari sarang penyu yang baru bertelur. Untuk diketahui, dalam satu sarang penyu mampu menghasilkan ratusan butir telur. "Saya kira malingnya ini cukup pintar melihat kesempatan, dan sudah paham melihat sarang penyu berisi telur," bebernya. Ketika ditanya apakah perburuan telur ilegal masih kerap terjadi di pulau konservasi yang dijaga oleh BKSDA, pihaknya mengatakan untuk pencurian masih terjadi hingga sekarang. Ada beberapa pulau-pulau kecil di Kabupaten Berau yang menjadi lokasi peneluran Penyu hijau. Seperti Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangalaki, Suaka Margasatwa Pulau Semama, Pulau Blambangan, Pulau Kaniungan, Pulau Sambit, Pulau Bilang-bilangan, dan Pulau Mataha. "Masih. Dan sebelumnya juga pernah terjadi," jelasnya. Kendati begitu, pihaknya belum berani menduga pelaku pencurian tersebut. Sebab pihaknya belum mendapatkan bukti identitas pelaku. "Kalau pencurian telur masih terjadi. Dan kejadian ini bukan kali pertama. Kami belum bisa menduga apakah dari oknum nelayan, warga, atau dari mana. Karena belum ada bukti," bebernya. Meski kerap kecolongan, pihaknya tetap berupaya melakukan penjagaan pengawasan terkait kelangsungan hidup biota laut yang jadi maskot Kabupaten Berau itu. Termasuk meminta dukungan masyarakat dan aparat keamanan untuk menjaga telur penyu dari perburuan. "Petugas kami disana akan terus meningkatkan penjagaan. Semoga saja para pelaku pencurian ini dapat segera ditangkap," tandasnya. (*ZZA/APP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: