Mewujudkan Swasembada Beras, Mengubah Fatamorgana Menjadi Realita

Mewujudkan Swasembada Beras, Mengubah Fatamorgana Menjadi Realita

BALIKPAPAN, Nomorsatukaltim.com – Mewujudkan swasembada beras merupakan salah satu visi – misi Pemerintah Kalimantan Timur. Provinsi yang dihuni hampir 4 juta jiwa itu, selama puluhan tahun menggantungkan pemenuhan kebutuhan pokok dari daerah lain. Sulawesi Selatan dan Jawa Timur merupakan tetangga yang selama ini memasok kebutuhan perut warga Benua Etam. Merujuk informasi Sidata Bappeda Kaltim tahun 2021, rata-rata konsumsi beras mencapai 113 kg/kapita. Sumber yang sama merilis produksi padi sebagai sumber bahan pokok utama belum mencapai swasembada. Cenderung mengalami defisit setara beras >60 persen dari kebutuhan konsumsi 287.488 ton. Hasil laporan penelitian yang dilakukan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman dengan judul “Strategi Mewujudkan Swasembada Pangan di Kalimantan Timur” yang diterbitkan tahun lalu, ada sejumlah faktor yang menyebabkan belum tercapainya swasembada beras. Yaitu terbatasnya luas swah fungsional sebagai sentra produksi. Serta menurunnya produktivitas lahan sawah. “Upaya meningkatkan produksi dengan meningkatkan indeks pertanaman mengalami kendala oleh status dukungan sistem irigasi yang belum memadai,” kata Prof. Dr. Bernatal Saragih, Wakil Dekan Fakultas Pertanian Unmul. Menurutnya, strategi peningkatan produksi pangan terutama padi, yang selama ini dijalankan pemerintah, perlu dilakukan evaluasi. Guru Besar Unmul ini menyebut beras sebagai komoditas strategis yang dapat menjadi komoditas politis. Oleh karena itu, upaya mewujudkan swasembada pangan memiliki makna strategis. “Produksi pangan saat ini umumnya sebagai program padat karya dengan aktor utama petani. Namun petani tanaman pangan hingga saat ini belum menjadi kelompok masyarakat yang bahagia dan sejahtera. Meski peran besarnya kepada negara telah dilaksanakan,” kata Bernatal Saragih. Sementara Pakar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Unmul, Zulkarnain menyebut Kaltim memiliki banyak lahan kosong yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi pangan. Dalam aturan tata ruang daerah, derah ini memiliki alokasi kawasan pangan seluas 380 ribu hektare. Namun dari lahan tersebut, 60 persen masih berupa lahan tidur. Penggunaan lahan untuk kawasan pangan juga bisa dimanfaatkan dari perhutanan sosial. Saat ini, telah tersedia 200 ribu hektare izin Perhutanan Sosial di Kaltim, sedangkan Pemprov Kaltim menargetkan izin perhutanan sosial mencapai 300 ribu hektare. "Ini artinya Kaltim sudah punya lahan sekitar 500 ribu hektare untuk kawasan pangan. Dari hasil kajian, masih ada 800 ribu hektare dari kawasan hutan yang bisa dimanfaatkan jadi lahan pangan, sehingga jika bisa direalisasikan, maka Kaltim bisa punya 1,3 juta hektare lahan pertanian pangan," kata Zulkarnain dalam kesempatan terpisah. KEBIJAKAN PEMERINTAH Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi menyebut salah satu strategi pemerintah ialah dengan menyiapkan kawasan lumbung pangan. Kaltim, sebut Hadi Mulyadi, telah menunjuk tiga kabupaten sebagai lokasi food estate. Tiga daerah tersebut ialah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Paser. Total luas lahan yang disiapkan mencapai 10 ribu hektare dengan alokasi paling banyak ada di Kabupaten Kutai Kartanegara seluas 8 ribu hektare. "Secara umum seluruh kabupaten kita potensial, tapi secara spesifik ada tiga daerah untuk food estate sebagai lumbung pangan kita," kata Hadi saat membuka Dialog Jaga Pangan, sebagai monitoring dan evaluasi Program Kementerian Pertanian, Jumat 11 November 2022. Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Siti Farisya Yana dalam kesempatan berbeda mengatakan program lumbung pangan sangat penting untuk mengembangkan kawasan tanaman pangan dan hortikultura. Selain itu, program food estate demi menahan laju alih fungsi dan alih manfaat lahan. “Pola pengembangan kawasan food estate Kaltim berbeda dengan lima kawasan food estate lain di Indonesia. Kawasan yang ditetapkan, terpisah-pisah,” jelasnya. Program lain yang saat ini tengah dijalankan pemerintah dearah ialah dengan membangun pertanian modern, dan berkelanjutan. Pemerintah memberikan bantuan alat mesin pertanian, memberikan pelatihan peningkatan kapasitas penyuluh pertanian, menyalurkan bantuan benih, dan serta memastikan petani memperoleh pupuk sesuai ketentuan. PERAN PUPUK KALTIM Sebagai produsen pupuk terbesar di Asia, PT Pupuk Kalimantan Timur punya peran strategis dalam turut serta meningkatkan produksi pertanian. Sejak awal tahun, Pupuk Kaltim telah meluncurkan program pendampingan lahan persawahan di berbagai daerah. Di Kota Bontang, misalnya, Pupuk Kaltim menggelar sosialisasi pemupukan berimbang bagi kelompok tani Sabar Menanti, masyarakat Nyerakat Kiri Kelurahan Bontang Lestari. Anggota kelompok tani ini sebelumnya dibekali tata cara pengendalian hama terpadu dan pemanfaatan pestisida pada tanaman. Staf Departemen TJSL Pupuk Kaltim Muhammad Ridwan, mengungkapkan para petani dibekali teknik budidaya padi melalui penggunaan pupuk hayati Biodex, untuk meningkatkan kualitas lahan persawahan sekaligus mengembalikan bahan organik dari jerami sisa panen. "Untuk itu kondisi mikroorganisme perlu diperkaya, guna membantu meningkatkan pH dalam tanah. Sebab mikroorganisme berfungsi untuk mengurai bahan organik dalam tanah secara sempurna," kata Ridwan. Dari kegiatan ini, petani didorong dapat melakukan pemulihan kondisi tanah pada area persawahan melalui pemupukan secara tepat, utamanya dalam menggunakan pupuk hayati serta pupuk kimia Pupuk Kaltim sesuai kebutuhan tanah dan tanaman. Salah satunya Biodex sebagai bioaktivator perombak atau pendegradasi bahan organik ramah lingkungan, untuk membantu perbaikan kualitas tanah. Penggunaan biodekomposer ini ditujukan untuk mempercepat proses dekomposisi kandungan bahan organik, hanya dalam waktu 2-3 minggu. Upaya ini telah teruji di berbagai daerah. Terbaru, produktivitas padi varietas Ciherang hasil ubinan BPP Sukorejo Kabupaten Ponorogo, mengalami kenaikan sebesar 20 persen dengan hasil rata-rata 7,9 ton/Ha dibanding sebelumnya maksimal 6,5 ton/Ha. Dalam artian ada kenaikan hasil 1,3 ton/Ha selama pendampingan oleh Pupuk Kaltim. Selain itu, komoditas padi Inpari 32 di Sukomoro Magetan juga mengalami kenaikan produktivitas sebesar 20 persen dari sebelumnya, dengan kenaikan rata-rata 1,5 ton/Ha. Selain mengedukasi masyarakat mengenai tata cara pemupukan yang tepat, pemberian bibit unggul serta inovasi lainnya, Pupuk Kaltim berharap mampu meningkatkan ketahanan pangan nasional. Sehingga swasembada pangan tak lagi sekadar fatamorgana, melainkan bisa menjadi realita. (*)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: