Poros Tengah Buka Jalur Koneksi dari Kubar-Samarinda

Poros Tengah Buka Jalur Koneksi dari Kubar-Samarinda

Kubar, nomorsatukaltim.com - Pembangunan jalan poros tengah, akses Kutai Barat (Kubar) ke Samarinda menjadi harapan warga agar bisa terwujud dengan cepat. Hal ini tidak saja membuka isolasi perkampungan dan kecamatan yang berada di pesisir pantai/Sungai Mahakam. Melainkan jarak tempuhnya, jauh lebih dekat ketimbang lintas jalan trans Kalimantan.

Akses poros tengah ini dalam wilayah Kubar, koneksi dari Kecamatan Melak-Muara Pahu-Penyinggahan. Kemudian dua kecamatan di Kutai Kartanegara (Kukar) yakni Muara Wis, Muara Muntai dan Kota Bangun. Namun dari akses ini, yang belum terbuka adalah ruas jalan dari Kampung Muara Beloan-Kampung Tanjung Laong, Kecamatan Muara Pahu. "Untuk ling ini (Muara Beloan-Tanjung Laong), kami sudah membicarakan bersama lima kepala kampung di ibu kota Kecamatan Muara Pahu menyatakan dukungannya agar ling tersebut segera dibuka/dibangun,’” kata Rudi, Kepala Kampung Muara Beloan, kemarin. Lima kepala kampung yang menyatakan dukungan itu adalah Kampung Tanjung Laong, Muara Baroh, Teluk Tempudau, Tepian Ulaq, dan Sebelang. Keterangan Kepala Kampung Tanjung Laong Dedi Setiawan, jika dilakukan pembukaan jalan baru akses jalan Tanjung Laong ke Muara Beloan diperkirakan sepanjang sekitar 20 kilometer. “Kita siap merintis jalan baru itu agar bisa lebih cepat dibangun,” kata Dedi. Warga kelima kampung tersebut selama ini, lanjut Rudi, jika ingin ke ibu kota kabupaten harus menempuh jalur darat yang sangat jauh. Yakni harus melintasi jalan trans Kalimantan di Kampung Muara Tae, Kecamatan Jempang. Kemudian melintasi sejumlah kampung di Kecamatan Siluq Ngurai, Damai dan Barong Tongkok. Memakan waktu antar 2,5 sampai 3,5 jam perjalanan. Demikian jika jalur Sungai Mahakam juga sangat jauh. Memakan waktu sekitar 3,5 sampai 4 jam menggunakan perahu ketinting. Lebih lama lagi jika menumpang taksi kapal motor. Kondisi yang lebih jauh lagi bagi sejumlah kampung di Kecamatan Penyinggahan. Selama ini jika musim kemarau, warga terpaksa menggunakan jalur pendekat dengan memakai perahu ketinting ke Kampung Tanjung Pagar, Kecamatan Muara Pahu. Dilanjutkan menggunakan sepeda motor ke ibu kota kabupaten melintasi Kampung Muara Beloan-Muara Bunyut Kecamatan Melak. Lebih dekat sekitar 1,5 jam. “Tapi jika jalan ini mulus sekitar 1 jam sudah sampai ke ibu kota kabupaten. Lebih dekat lagi jika ada jalan Tanjung Laong ke Muara Beloan,” terangnya. Pentingnya jalan poros tengah juga, tambah dia, jika benar-benar dibangun maka warga Kubar dan Kabupaten Mahakam Ulu lebih dekat. Lantas jika warga ingin ke Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan di pertigaan jalan trans Kalimantan di Kecamatan Muara Lawa. Sudah terkoneksi dari Melak atau Muara Pahu ke jalan hauling PT Teguh Sinar Abadi dan PT Trubaindo Coal Mining. “Koneksinya di jembatan tambang yang menyerangi jalan trans Kalimantan dekat Kajuk, Kampung Benggeris, Kecamatan Muara Lawa,” terangnya. Untuk membuka akses Muara Beloan-Tanjung Laong, berharap agar pemerintah provinsi bisa membuka jalannya sekitar 20 kilometer. Kemudian bisa juga sharing dana Pemkab Kubar perintisan dan perencanaannya. Sehingga tahun anggaran 2023 bisa terbangun. Sementara itu, Irhamsyah Kepala Bidang Bina Marga DPPUR dan Pera Kaltim, menyebutkan, usulan pembukaan jalan poros tengah terutama koneksi dari Kampung Muara Beloan-Tanjung Laong akan menjadi perhatian. “Kalau tahun ini (2022) tidak bisa. Insya allah anggaran tahun depan (2023) akan kita coba usulkan,” katanya. (luk/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: