Ancaman Malaria di IKN Nusantara, PPU Masuk Daerah Endemi

Ancaman Malaria di IKN Nusantara, PPU Masuk Daerah Endemi

PPU, nomorsatukaltim.com - Wilayah ibu kota negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara (PPU) masih berpotensi masuk zona merah endemi malaria. Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan (Diskes) PPU Ponco Waluyo mengatakan sudah sejak 2018 lalu Benuo Taka ini berada di kondisi itu. Zona merah malaria di kawasan bakal IKN Nusantara itu tercatat memiliki 1.000 kasus, sedangkan daerah zona hijau di bawah 780 kasus. Pada 2018, terdata sebanyak 1.125 kasus malaria di PPU. Lalu, pada 2019 sebanyak 1.050 kasus, pada 2020 sebanyak 1.364 kasus. Mengalami peningkatan pada 2021 menjadi 1.472 kasus. "Dan ada kecenderungan meningkat, sepanjang 2022 telah terdata sudah sebanyak 225 kasus malaria. Pada awal tahun ini (2022) pada Januari ditemukan 145 kasus malaria dan Februari ada 80 kasus,” ungkapnya kepada nomorsatukaltim.com - Disway National Network (DNN), Kamis (3/3/2022). Kemungkinan kasus akan terus meningkat seiring dengan kondisi cuaca hujan. Selain itu banyaknya pendatang dari luar daerah yang bekerja. Kasus malaria di PPU yang tercatat tersebut hanya sekitar 25 persen penularan terjadi di wilayah PPU. Kemudian, sekitar 65 persen penularan malaria terjadi di luar daerah setempat. Warga yang terjangkit malaria, sebutnya, lebih banyak terjadi di daerah perbatasan. Tepatnya, perbatasan PPU dan Paser serta Kutai Barat (Kubar). "Kasus malaria saat ini berada di areal perbatasan tiga kabupaten yakni di Desa Muara Toyu Kabupaten Paser, lalu Desa Bongan Kabupaten Kutai Barat (Kubar), dan Kelurahan Sotek PPU. Di mana akses jalan menuju fasyankes terdekat berada di PPU," bebernya. Upaya pencegahan kembali dilakukan pada 2022 ini. Masih sama dengan tahun sebelumnya. Yaitu berupa kegiatan pelatihan bagi kader malaria populasi khusus, terhadap 20 Kader di sembilan desa serta kelurahan yang dianggap endemis malaria. Tapi kali ini juga menyasar ke instansi perusahaan. Melatih kader dari koordinator pekerja kehutanan dan perkebunan. Tujuannya, untuk menekan kasus malaria di wilayah kerjanya. Kader tersebut dibekali pengetahuan deteksi dini penyakit malaria dan cara pengobatannya. Jika ada pasien yang masuk kategori akut, maka harus cepat dibawa ke puskesmas. Diskes PPU juga membagikan kelambu setiap tahun. Agar, meminimalisasi penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk nyamuk Anopheles sp itu. “Kami telah melakukan pelatihan terhadap sembilan orang pekerja perkebunan dan kehutanan, serta membagikan kelambu,” tutupnya. (rsy/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: