Kredit Perbankan Melambat jadi 2,23 Persen
Tutuk SH Cahyono. (Dok. Disway Kaltim) Pertumbuhan Jasa Keuangan dan Asuransi Mengalami Kontraksi Samarinda, DiswayKaltim.com – Pada triwulan III 2019, pertumbuhan jasa keuangan dan asuransi mengalami kontraksi sebesar minus 0,62 persen (year on year/yoy). Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono membenarkan hal tersebut, Rabu (6/11/2019) malam. “Kegiatan perbankan di triwulan III ini memang terlihat melambat. Bahkan sebagian ada yang terkontraksi,” sebutnya. Ia menyebut, kontraksi pertumbuhan jasa keuangan dan asuransi dapat dilihat dari penyaluran kredit perbankan di Kaltim. Yang melambat dari 3,41 persen (yoy) pada triwulan II 2019 menjadi 2,23 persen (yoy) di triwulan III 2019. Pertumbuhan penyaluran kredit yang melambat tersebut, lanjut Tutuk, bersumber dari penyaluran kredit modal kerja dan konsumsi yang masing-masing hanya mengalami pertumbuhan sebesar 6,01 persen (yoy) dan 4,74 persen (yoy). Padahal di triwulan sebelumnya kredit modal kerja tumbuh sebesar 9,47 persen (yoy) dan kredit konsumsi tumbuh 4,93 persen (yoy). “Pada triwulan III 2019, kredit investasi masih mengalami penurunan menjadi minus 5,70 persen (yoy). Meski pun tidak sedalam penurunan pada triwulan sebelumnya sebesar minus 6,05 persen (yoy),” bebernya. Tutuk mengungkapkan, berdasarkan sektor lapangan usaha, sektor industri pengolahan memiliki pangsa kredit sebesar 9,93 persen terhadap total kredit. Pada triwulan III 2019, turun menjadi 6,94 persen (yoy). Padahal di triwulan sebelumnya, kredit di sektor ini tumbuh sebesar 9,30 persen (yoy). Selain itu, pada triwulan III ini, perlambatan penyaluran total kredit juga bersumber dari penyaluran Kredit Perumahan Rakyat (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Tercatat KPR yang memiliki pangsa sebesar 11,9 persen terhadap total kredit melambat. Dari 3,55 persen (yoy) di triwulan II 2019. Menjadi 2,01 persen (yoy) di triwulan III 2019. “KKB yang memiliki pangsa 1,9 persen terhadap total kredit juga mengalami perlambatan pertumbuhan. Dari 4,15 persen (yoy) di triwulan II 2019. Menjadi 0,24 persen (yoy) pada triwulan III 2019,” ungkap Tutuk. (qn/eny)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: