Pembatasan Ekspor Batu Bara Tak Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Pembatasan Ekspor Batu Bara Tak Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Kebijakan pemerintah membatasi ekspor batu bara ke luar negeri diyakini tidak berimbas pada pertumbuhan ekonomi Kaltim secara makro. Sepanjang masih ada produksi meski tidak semasif biasanya.

Penegasan itu disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Tutuk SH Cahyono. Katanya, pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan volume, bukan nilai. Artinya, sepanjang volume batu bara masih ada, berapa pun nilainya, pertumbuhan tetap ada. "Sepanjang perusahaan tetap berproduksi dan hasil dilempar kemana pun, pertumbuhan tidak terganggu," katanya saat konferensi pers di Kantor BI Perwakilan Kaltim, Rabu (5/1/2022). Memang yang bakal terpengaruh pembatasan ekspor batu bara sementara ini adalah pendapatan domestik regional  bruto (PDRB). Namun tidak sampai memicu kontraksi. Pasalnya, penjualan batu bara tergantung pada harga jual. Lagi pula kebijakan ini hanya sementara. Berjalan selama sebulan. Sehingga, BI tidak memasukkannya ke dalam proyeksi ekonomi tahun 2022. Secara kasat mata kebijakan ini berdampak pada arus lalu lintas tongkang batu bara yang melintas di Sungai Mahakam. Jalur Sungai Mahakam terlihat lebih sepi dari biasanya. Hanya beberapa yang lalu lalang, tidak ramai seperti biasa. Tapi, Tutuk menggarisbawahi. Bisa jadi sedikitnya tongkang yang melintas karena masih siklus awal tahun. Bukan ansih lantaran pembatasan ekspor batu bara selama Januari ini. "Atau karena hujan. Dalam kondisi hujan kan tidak bisa berproduksi," sebutnya. Masih berhubungan dengan batu bara, BI juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2022 berjalan lambat. Pemicunya karena harga batu bara yang relatif melambat. Mengacu data APBI, harga batu bara per Desember 2021 mencapai 159,79 USD per ton. Angka ini cenderung turun 25 persen dari HBA November 2021 yakni 215,01 USD per ton. "Tantangannya harga batu bara relatif melambat. Masih tinggi tapi melambat," jelasnya. Tutuk pun meminta semua pihak mengikuti saja kebijakan pemerintah saat ini. Karena ia yakin, penghentian ekspor sementara ini juga bertujuan untuk kepentingan nasional. (boy/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: