Warga Gersik PPU Tuding Tambang Biang Turunnya Panen Tambak

Warga Gersik PPU Tuding Tambang Biang Turunnya Panen Tambak

PPU, nomorsatukaltim.com - Puluhan warga Kelurahan Gersik, Kecamatan Penajam, Penajam Paser Utara (PPU) menuding aktivitas tambang batu bara di dekat permukiman menjadi penyebab turunnya hasil panen tambak. Mereka mendatangi Kantor Bupati PPU pada Kamis (16/12/2021) siang, untuk mempertanyakan dampak lingkungan yang terjadi di wilayah mereka akibat aktivitas tambang sejak sebulan ini. Subrianto, Ketua Rukun Tetangga (RT) 1 Kelurahan Gersik, mengaku warganya terdampak aktivitas tambang sekira sebulan terakhir. "Kondisi di sana sangat prihatin. Karena itu berjejer di situ satu baris ada tiga tambang. Ada tiga perusahaan di situ," katanya dikutip dari Harian Disway Kaltim - Disway News Network (DNN). Baca juga: Andi Harun Tak Akan Biarkan Tambang Batu Bara Ilegal Disebutkannya, perusahaan tambang itu berada tepat di tengah kampung. Adapun dampaknya pada penghasilan ikan dari tambak setempat berkurang. "Kalau bicara dampak ya, saat perusahaan itu beroperasi ya kalau hujan airnya akan turun ke laut, sehingga penghasilan ikan dari tambak berkurang. Selain itu juga pasti ini akan berdampak banjir nantinya," bebernya. Menanggapi itu, Pemkab memastikan akan merespons laporan warga. Langkah awalnya dengan memanggil manajemen Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Benuo Taka. Untuk meminta keterangan lebih lanjut terkait perusahaan tambang itu.  Sebab diketahui pertambangan yang ada di PPU, ada yang dikoordinasi salah satu badan usaha milik daerah (BUMD). "Kami akan telusuri untuk mengetahui titik persoalan yang sebenarnya. Kemudian kedua langkah untuk pencegahan yang akan kita ambil demi keselamatan warga," ujar Muliadi, Plt Sekretaris Kabupaten PPU. Adapun dari pertemuan itu, Ada dua RT yang terdampak. Selain RT 1 yang ditinggali sekitar 72 kepala keluarga (KK), juga RT 2 sebanyak 70 KK. "Kita harus menjaga stabilitas hidup kita sendiri. Hal itu sesuai arahan Pak bupati kepada kita semua termasuk saya. Jadi segala sesuatu harus di nomor satukan adalah warga," ungkapnya. Langkah terdekat yang akan diambil ialah dengan menutup sementara pertambangan tersebut. Namun terlebih dahulu ia perlu berkomunikasi dengan kepala daerah. "Saya akan menyampaikan ke Pak Bupati untuk segera menyarankan menutup kegiatan ini sementara dulu, sampai ada tata cara penambangan yang benar itu dilakukan. Sebab penambangan yang benar itu adalah gali tutup gali tutup," pungkas Muliadi. RSY/ZUL

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: