Mengenang 10 Tahun Tragedi Jembatan Kartanegara, Warga Gelar Yaasinan Bersama

Mengenang 10 Tahun Tragedi Jembatan Kartanegara, Warga Gelar Yaasinan Bersama

Kukar, nomorsatukaltim.com – Jumat 26 November kemarin, adalah tahun ke sepuluh di hari yang sama sejak tragedi memilukan runtuhnya Jembatan Kartanegara terjadi. Untuk mengenangnya, puluhan masyarakat Kukar menggelar doa bersama di bawah jembatan.

Sore hari di tanggal 26 November 2011, berdekatan dengan waktu salat Ashar. Jembatan kebanggaan masyarakat Kukar: Jembatan Kartanegara runtuh seketika. Puluhan kendaraan yang berjalan merayap di satu jalur karena sedang ada perbaikan. Terjun ke Sungai Mahakam. Bersamaan dengan kontruksi jembatan.

Puluhan orang dinyatakan meninggal. Belasan lainnya selamat dalam kondisi luka-luka. Trgaedi sontak menjadi perhatian nasional. Selama setidaknya dua pekan, seluruh media nasional menjadikan proses pencarian korban sebagai berita utama.

Runtuhnya jembatan tersebut juga di luar kendali dan rencana. Pasalnya, jembatan yang diinisiasi Bupati AM Sulaiman dan selesai di era Bupati Syaukani tersebut dicanangkan berusia minimal 25 tahun. Namun sudah ambruk di usianya yang ke-10 tahun.

Waktu berjalan, 10 tahun sudah, tragedi jembatan yang dibangun pada 2001 itu terjadi. Sebagai bentuk penghormatan pada korban. Puluhan masyarakat Kukar menggelar pembacaan Surah Yaasin dan Tahlil bersama pada Kamis 25 November 2021 malam. Persis di bawah Jembatan Kartanegara yang megah menjulang.

Inisiator acara, Deddy, mengatakan jika acara ini bisa dibilang dadakan. Spontanitas saja. Dilakukan pada Kamis malam, lantaran bertepatan dengan malam Jumat. Waktu yang dinilai sangat tepat untuk membaca Surah Yaasin dan Tahlil.

"Acara dadakan, dengan mengumpulkan hasil sumbangan kawan-kawan," ujar Deddy pada Disway Kaltim.

Puluhan orang menghadiri acara yang terencana sejak sore tersebut. Terdiri dari masyarakat, tokoh agama, hingga komunitas yang ada di Tenggarong. Meski tidak bisa mengumpulkan banyak orang lantaran harus menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Namun kegiatan berjalan secara khidmat.

"Alhamdulillah acara berjalan lancar dan khidmat," pungkas Deddy.

Dalam doa yang terlantun, selain berkirim bacaan surah Quran pada korban. Masyarakat juga berharap tragedi itu adalah yang terakhir kali terjadi. Hal serupa tidak diharapkan kejadian kembali. Sekaligus menjadi pengingat bersama, bahwa usia manusia dan sebab meninggal tak ada yang tahu akhirnya. MRF/AVA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: