Tenang, Stok Beras dkk Aman saat Nataru
Samarinda, nomorsatukaltim.com – Pemprov Kaltim memastikan stok kebutuhan pokok di pasaran aman di masa Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Kelonjakan harga tentu terjadi, namun pemerintah memastikan tak akan signifikan. Dengan mereka akan memelototi pasar selama masa hari raya tersebut.
Menjelang perayaan Nataru, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disperindagkop dan UKM) Kaltim menggelar rapat koordinasi daerah. Dengan agenda utama stabilisasi harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok di Hotel Senyiur Samarinda, Selasa (23/11).
Rapat ini menjadi ajang sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, Perum BULOG, Satgas Pangan Polri, Pertamina dan pelaku usaha untuk kecukupan stok atau pasokan barang kebutuhan pokok.
Menurut data yang dihimpun oleh Disperindagkop, secara umum seluruh kabupaten/kota di Kaltim mempunyai stok melebihi dari kebutuhan daerah. Alias surplus.
Rata–rata kebutuhan barang kebutuhan pokoknya selama 3 bulan. Artinya, aman. Kebutuhan pokoknya di antaranya beras, gula, minyak goreng, telur ayam, daging sapi, daging ayam, cabe, bawang merah, dan bawang putih.
Kepala Disperindagkop UKM Kaltim Yadi Robyan Noor menyatakan, seluruh pasokan aman dengan harga yang tidak terlalu menjulang tinggi. Salah satu peran Pemprov Kaltim untuk menjaga harga stabil adalah peningkatan pengawasan di lapangan.
“Kami terus awasi bersama pemerintah kabupaten/kota. Itu bisa dikomunikasikan di lapangan. Distributor kita juga sudah diingatkan untuk tidak menimbun dan menjaga harga kebutuhan pokok tidak terlalu tinggi,” jelas Yadi Robyan Noor.
Selain itu, pemerintah akan selalu memastikan kecukupan stok dan ketersediaan barang kebutuhan pokok, pasar rakyat tetap beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Serta melaksanakan pasar murah dan operasi pasar.
Namun, memang menjelang Nataru biasanya harga kebutuhan pokok biasanya menjulang tinggi. Beberapa komoditi yang perlu diperhatikan dalam 1 bulan terakhir ialah beras premium, daging ayam, minyak goreng, cabe, bawang putih, dan telur ayam. Rata–rata harga menaik sebesar 3 persen. Contohnya saja, komoditi minyak goreng yang harga ecerannya Rp 12.000 per liter menjadi Rp 20.000,-.
Kenaikan harga minyak goreng diidentifikasi karena harga bahan baku (CPO) naik, krisis energi di beberapa negara di Eropa dan China yang menyebabkan kebutuhan energi biodiesel, serta terjadinya penurunan stok minyak sawit dan minyak nabati lainnya dikarenakan penurunan produksi di negara produsen besar.
“Masalah minyak goreng masalah Indonesia. Bahan bakunya masalah dunia, ada peralihan energi. Ingat, sekarang petani sawit pada happy, gembira, karena kenaikan harga sampai 130 persen. Memang pelaku usaha mempertanyakan sampai kapan harga minyak mahal.”
“Pusat menstimulan dengan cara mengedrop 11 juta liter minyak goreng ke seluruh Indonesia. Jadi kami tunggu klarifikasi seminggu–2 minggu karena ada masalah di distribusi,” kata Robyan.
Ini menjadi upaya Kementerian Perdagangan RI memberikan solusi jangka pendek atas kenaikan harga minyak goreng. Analis Perdagangan Madya Kementerian Perdagangan RI, Purwandoko, menjelaskan pendistribusian 11 juta liter minyak goreng bisa membuat harga minyak terhitung stabil, yaitu Rp 14.000 per liter.
“Pemerintah pusat memberikan solusi jangka pendek, dalam artian, memberikan harga yang terjangkau. Dikhususkan untuk masyarakat menengah ke bawah dan UKM.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: