Febi, Pemuda yang Hilang di Lubang Tambang Akhirnya Ketemu

Febi, Pemuda yang Hilang di Lubang Tambang Akhirnya Ketemu

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Tim SAR gabungan berhasil menemukan Febi Abdi Witanto yang hilang di danau bekas tambang batubara, di Kelurahan Makroman, Sambutan, Samarinda.

Dari informasi yang diperoleh media ini, jasad Feby Abdi Witanto telah berhasil ditemukan warga dengan kondisi mengambang di tengah danau pada Senin (1/11/2021) malam sekitar pukul 22.43 WITA. Hingga berita ini ditulis, Tim SAR masih berupaya untuk mengevakuasi korban. Sementara itu, Koordinator Unit Siaga SAR (Basarnas) Samarinda Dwi Adi Wibowo masih belum bisa menanggapi upaya konfirmasi media ini. Kabar ini akan dilengkapi setelah pihak terkait dapat dikonfirmasi. Sebelumnya pencarian yang dilakukan sejak Senin (1/11) pagi hingga sore hari tersebut belum membuahkan hasil. Febi masih nihil ditemukan. Kendati Tim SAR Gabungan telah berupaya melakukan pencarian dengan metode penyelaman ke dalam danau hijau kebiruan tersebut. Koordinator Unit Siaga SAR (Basarnas) Samarinda, Dwi Adi Wibowo, menuturkan dalam operasi pencarian ini pihaknya menurunkan sebanyak 10 personel serta satu rubber boat. "Pencarian ini dilaksanakan dengan menyusuri sekitar kolam. Personil kami juga telah melakukan penyelaman untuk memeriksa keberadaan korban di dalam air. Namun hasilnya saat ini masih nihil," ungkapnya ketika ditemui Senin (1/11/2021) sore tadi. Lebih lanjut Dwi mengatakan, bahwa kedalaman danau bekas galian tambang batu bara itu mencapai 150 meter. Sementara penyelaman yang dilakukan personelnya hanya mampu sampai 30 meter. "Ini menjadi kendala kami. Karena kondisi danau ini menurut penuturan warga, kedalamannya lebih kurang 150 meter. Penyelaman menggunakan peralatan lengkap, kami lakukan hingga di kedalaman 30 meter," terangnya. Operasi pencarian dengan metode penyelaman seperti ini mengalami beberapa kendala. Karena kondisi dibawah permukaan danau berupa palung. Selain itu jarak pandang juga sangat terbatas. "Kondisi didalam danau itu curam sekali. Ya seperti jurang. Sehingga untuk melihat dasar danau ketika melakukan penyelaman itu pasti terhambat. Karena untuk kapasitas penyelam itu hanya sampai di kedalaman 30 meter saja," jelasnya. "Kami sempat juga membuat pusaran air, berharap korban bisa naik keatas namun hasilnya nihil juga, dikarenakan kondisi danau ini memang sangat dalam sekali," sambungnya.   Operasi yang belum membuahkan hasil ini rencananya kembali dilanjutkan pada Selasa (2/11/2021) pagi. "Karena hingga sore ini belum ditemukan, pencarian kami lanjutkan besok lagi. Untuk upaya pencarian yang kami lakukan masih dengan cara yang sama," pungkasnya.   Terpisah, Kapolsek Samarinda Kota, AKP Creato Sonitahe Gulo telah melakukan penyelidikan di lokasi kejadian. Serta meminta sejumlah keterangan saksi dari rekan korban. Selain telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), sejumlah barang bukti juga sudah turut diamankan. Diantaranya jeket berwarna hitam, pisau dapur, masker, korek gas dan sandal milik korban.   "Tim Inafis Satreskrim Polresta Samarinda juga telah mengamankan lokasi untuk mensterilkan TKP, dikarenakan korban masih dalam perncarian," singkatnya.   Seperti diketahui, Febi Abdi Witanto dikabarkan tenggelam di danau bekas galian tambang batu bara tersebut, usai nekat melakukan aksi terjun bebas dari tebing setinggi 15 meter.   Korban yang terhempas cukup keras di permukaan air sempat nampak berupaya berenang ke pinggir danau. Namun karena diduga mengalami sesak nafas, pria 25 tahun itu tiba-tiba tak sadarkan diri dan tenggelam.   "Kami awalnya lagi ngumpul saja, sambil bakar singkong dan bakar burung. Setelah itu dia ajak empat teman lainnya untuk berenang. Dia ada dua kali terjun. Pas terjun yang kedua itu sempat ke pinggir, setelah itu udah nggak muncul-muncul lagi," ucap Rio teman korban.   Sementara itu, dari informasi yang berhasil dihimpun Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, diketahui kalau lokasi tenggelamnya Feby itu masuk didalam konsesi CV Arjuna.   Perusahan tambang batu bara tersebut, mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi yang diterbitkan Walikota Samarinda pada 6 September 2014 silam. IUP CV Arjuna memiliki luasan konsesi 1.452 hektare dan berakhir produksi pada 6 September 2021.   Dinamisator Jatam Kaltim, Pradarma Rupang mengatakan, orang tenggelam di lubang tambang bukan suatu hal yang baru pertama kali terjadi di Bumi Etam. Menurutnya, lubang tambang di Kaltim sudah menelan 39 korban jiwa.   Kasus terakhir terjadi pada 6 September 2020 lalu. Korbannya seorang pemuda. Sedangkan peristiwa tersebut terjadi di Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser.   Dibeberkannya, bahwa untuk di Samarinda terdapat 349 lubang bekas tambang. Sementara total keseluruhan lubang bekas pengerukan emas hitam di Kaltim mencapai 1.735 lubang. "Itu data yang terbaru di 2021 ini," ungkapnya. (aaa/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: