Tanpa Medali PON XX Papua, Cabor Menembak Kaltim Gagal Total
Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Cabang olahraga menembak Kaltim menyudahi pertandingan PON XX Papua tanpa satupun medali. Lima penembak Kaltim yang diturunkan di lapangan tembak Kampung Harapan dan Auri Sentani, Jayapura tidak mampu berbuat banyak. Mereka dipaksa mengakui kualitas penembak dari daerah lain.
Kelima atlet itu di antaranya adalah Andi Ferdi Dery dan Dwi Firmansyah, di nomor Individual 50 M Rifle 3 Position Putra, Individul 10 M Air Rifle Putra, Team 10 M Air Rifle Putra, Team 50 M Rifle 3 Position Putra. Lalu Sandy Dwi Putra dan Moech Eka Adhi Sumanegara bermain di nomor Individual 10 M Air Pistol Putra, Individual 25 M Rapid Fire Pistol Putra, Individual 50 M Air Rifle Putra, dan Team 10 M Air Pistol Putra. Termasuk Arif Pabiaran yang memainkan Individual Production Division. Cabor menembak ini pun memainkan 29 nomor pada perhelatan PON kali ini. Posisi Kaltim berada di peringkat paling buncit, tanpa satupun medali. Dibawah Kalimantan Barat yang mampu mencatatkan satu medali perunggu. Sementara juaranya kontingen Jabar dengan 10 emas. Manager kontingen menembak Kaltim, Gatot Koco menuturkan alasan paling mendasar timnya tak mampu meraih satu pun medali disebabkan oleh faktor persiapan. Ia pun bakal mengevaluasi menyeluruh, apa yang kurang dalam menghadapi even sebesar PON. Bahkan kaitanya dengan anggaran yang dibutuhkan selama masa persiapan. “Iya, kita memang belum dapat hasil apa-apa di PON kali ini, menjadi evaluasi kita kedepan terkait dengan persiapan agar lebih baik lagi. Mulai dari persiapan mental, SDM, perlengkapan maupun support dari KONI. Karena memang saat ini kita sangat minim anggaran," katanya saat dikonfirmasi via telephon, Senin (11/10/2021). Ia pun membandingkan dengan salah satu daerah peraih medali emas. Ketika support anggaran terpenuhi ditambah dengan persiapan panjang, medali itu menjadi bonus dari segala jerih payah yang dilalukan. Menyangkut dengan kesiapan teknik, mental dan sarana yang memadai. “Seluruh rangkaian pertandingan sudah selesai, jadi memang menjadi pembelajaran buat kami, bagaimana support KONI terhadap persiapan itu sangat besar sekali. Tidak seperti kita, seperti Sulsel itu supportnya mencapai Rp 1,5 M lho, kita Cuma Rp 120 juta. Anggaran itu dibuat untuk memenuhi segala kebutuhan perlengkapan selama latihan," timpalnya. Disinggung apakah posisi venue yang berdiri megah diatas ketinggian memberi pengaruh. Ia tegaskan hal itu sudah lumrah, tekanan angin yang deras juga sudah seringkali dilatih oleh para atletnya. Selain itu, kembali lagi. Sarana dan support terhadap fasilitas latihan adalah kunci paling dasar. “Kalau bilang itu pengaruh, iya. Tapi saya melihat tetap di masa persiapan dan fasilitas pendukung. Saya pikir semua peserta melakukan hal yang sama, bedanya di dukungan itu sendiri, kita masih cukup minim," tandasnya. Tak lupa, ia pun memuji tuan rumah Papua yang menyambut seluruh kontingen dengan sangat baik. Terlebih dengan fasilitas tempat istirahat dan konsumsi yang disediakan. "Kami sangat berterima kasih kepada Papua. Fasilitas dan semua yang di berikan luar biasa. Hebat sekali, saya dapat info PON Papua paling megah menjalankan pertandingan," pujinya Sementara itu Ketua Umum Pengprov Persatuan Menembak Berburu dan Sasaran Indonesia (Perbakin) Kaltim, Roy Nirwan siap bertanggung jawab atas kegagalan tersebut. Selain soal sarana dan pra sarana, atlet adalah faktor utama. Saat ini Perbakin dibawah kepemimpinannya sedang fokus regenerasi. “Regenerasi kita masih belum jalan. Atlet yang kita turunkan itu sudah tiga kali turun di PON. Memang banyak persoalan di dalam persiapan juga. Apapun juga, saya sebagai Ketua Umum sangat bertanggung jawab,” ujar Roy Nirwan. Kendati demikian, Roy sudah mempersiapkan atlet untuk PON XXI 2024 Aceh-Sumut. Idealnya bagi Roy waktu empat tahun untuk membentuk atlet yang mumpuni di level nasional. Terlebih saat ini Perbakin tengah melakukan pembibitan atlet dari siswa menembak binaan Perbakin. “Mudah-mudahan mereka siap. Kalau mereka 2022 sudah ada yang bagus. Mencetak atlet untuk juara nasional tidak mudah. Konsentrasi saya ke mereka anak-anak sekolah menembak ini,” tegasnya. (FRD/FDL)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: