Jembatan Sesumpu Tak Laku, Dua Kali Lelang Tak Ada Peminat

Jembatan Sesumpu Tak Laku, Dua Kali Lelang Tak Ada Peminat

Ada proyek pemeliharaan jembatan di Penajam Paser Utara (PPU) yang tidak berjalan tahun ini. Alasannya, tak ada kontraktor yang meminatinya. Itu adalah proyek pemeliharaan Jembatan Sesumpu. nomorsatukaltim.com - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) PPU bakal kembali melelang proyek ini di 2022. Pasalnya, sudah dua kali dilelang tahun ini, pengerjaan perawatan konstruksi jembatan tersebut di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) tidak ada pemenangnya. Bahkan tak ada yang menawar. "Sudah dua kali dilelang, tapi tidak ada yang menawar. Jadi kita usulkan lagi tahun depan untuk dikerjakan," ucap Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten PPU, Petriady Pasulu, Rabu (13/10/2021) dikutip dari Harian Disway Kaltim - Disway News Network (DNN). Ryan, sapaannya, mengatakan jembatan yang selesai dibangun 2005 itu sudah seharusnya dilakukan perawatan. Standar pemeliharaan jembatan dengan rangka baja, idealnya dilakukan minimal lima tahun sekali. Baca juga: Bersihkan Jembatan Sesumpu Dapat Hadiah Pancing “Karena sejak dibangun, belum pernah ada monitoring terhadap konstruksi jembatan itu. Tentu ini langkah antisipasi," ujarnya. Sebelum dilaksanakan lelang perawatan, pihaknya sudah melakukan pengecekan kondisi jembatan. Dilaksanakan bersama pihak Balai Pelaksana Jalan dan Jembatan, Provinsi Kaltim. Meski dinyatakan kondisi jembatan masih aman. Namun hasilnya juga menunjukkan temuan baut yang sudah terkorosi, longgar, bahkan ada yang hilang. “Dari pemeriksaan itu, kita dikasih advis teknis untuk pemeliharaannya. Nah di dalam pemeliharaan itu banyak unsurnya, selain mengganti baut juga ada beberapa bagian yang harus diganti karena berbagai hal,” ungkapnya. Meski belum dilakukan pemeliharaan kali ini, Ryan memastikan Jembatan Sesumpu masih laik dan aman. Setidaknya untuk dilalui kendaraan dengan muatan di bawah 8 ton. “Masih bisa untuk kendaraan tapi muatan-muatan tertentu. Beberapa kali kita pasang papan pemberitahuan, tapi selalu hilang. Makanya di sana tidak terlihat," jelasnya. Selain menghubungkan dua wilayah kelurahan dan desa, jembatan ini sejatinya memiliki keunggulan tersendiri. Saat berada di sana, pemandangan laut Teluk Balikpapan dan deretan mangrove menjadi ciri khasnya. Maka itu tak jarang warga sekitar mengunjunginya. Selain itu, pemancing juga kerap menjadikan jembatan ini menjadi titik mencari ikan.  Lebih lanjut, Ryan mengaku tidak tahu pasti penyebab proyek pemeliharaan dengan senilai pagu sekira Rp 5,7 miliar itu kurang diminati. Tapi, ada dua kemungkinan hal itu bisa terjadi. Pertama, yaitu dipengaruhi minimnya waktu pengerjaan. Pasalnya, dengan kontrak selama 75 hari kalender, para kontraktor dinilai tidak sanggup. Jadi terlalu riskan untuk diambil.  Terlebih, proses pemeliharaan jembatan penghubung Kelurahan Kampung Baru dan Sungai Parit tersebut, membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama. Serta keahlian dan ketelitian dengan alat khusus. Jadi tak semua kontraktor bisa mengerjakan. Kedua, bisa saja isu defisit yang menerpa daerah pimpinan Bupati Abdul Gafur Mas'ud (AGM) ini mempengaruhi. Membuat kontraktor enggan melakukan penawaran. Namun, hal itu langsung ditampik Ryan. "Ah tidak juga. Nyatanya banyak proyek tetap berjalan, karena ada pemenang lelangnya," tutupnya. (rsy/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: