PHRI di Daerah Butuh Dana Segar

PHRI di Daerah Butuh Dana Segar

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) didorong memanfaatkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pariwisata. Hal itu dikemukakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Sandiaga mengemukakan program tersebut dengan menggandeng PHRI menyediakan tempat bagi tenaga kesehatan yang tengah berjuang menanggulangi dampak pandemi COVID-19. "Ini juga bantu industri perhotelan kita, terutama tingkat hunian rendah. Ini sampai Desember, yang merupakan bagian dari PEN," katanya dalam sebuah webinar baru-baru ini. Dana yang disiapkan bagi program untuk percepatan penyaluran dana PEN pariwisata tersebut senilai Rp 2,4 triliun. Prioritas yang akan didorong oleh pemerintah dengan dana PEN ini adalah untuk penyediaan tempat istirahat bagi tenaga kesehatan yang tengah berjuang menanggulangi dampak pandemi COVID-19. Sejumlah hotel akan disulap sebagai tempat istirahat bagi tenaga kesehatan. Untuk program tersebut, pihaknya pun telah menggandeng PHRI. Program penyediaan tempat istirahat bagi tenaga kesehatan yang tengah berjuang menanggulangi dampak pandemi COVID-19 itu juga bisa dimanfaatkan oleh PHRI untuk peningkatan okupansi. Selain itu, dana PEN juga akan dimanfaatkan untuk kampanye bangga buatan Indonesia, sertifikasi CHSE, stimulus bagi subsektor industri kreatif di dunia perfilman serta meningkatkan sektor pariwisata. Dana PEN tersebut juga lebih diutamakan untuk membantu dunia kreatif dan pariwisata agar terus dapat mempertahankan pekerjanya. Penyaluran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pariwisata memang menjadi angin surga bagi pelaku bisnis perhotelan. Namun Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan Sahmal Ruhip menilai program itu baru sebatas rencana. "Belum. Masih rencana. Kalau masih rencana kan kita tidak tahu itu kapan realisasinya," ujar Sahmal, dihubungi, belum lama ini dikutip dari Harian Disway Kaltim. Menurutnya, tentu para pelaku bisnis perhotelan dan restoran di Kota Beriman, saat ini sangat membutuhkan program-program bantuan. Yang mampu memicu stimulus dan perbaikan ekonomi. Lantaran kondisi yang dialami sektor perhotelan sudah mencapai ambang batas yang tak bisa ditolerir. "Ekonomi (di sektor perhotelan dan restoran) sudah hancur. Otomatis memerlukan suntikan-suntikan dana segar," katanya. Di sisi lain, ia menilai pemerintah juga sedang berjuang untuk memulihkan perekonomian nasional di tengah kondisi pandemi COVID-19. "Pendekatan dari sisi pajak juga masih minus," katanya. Selain bantuan berupa dana segar yang akan dikucurkan kepada PHRI, saat ini yang paling dibutuhkan sektor perhotelan dan restoran, kata dia, yakni kebijakan yang mendukung aktivitas masyarakat. "Sama saja hotel dengan usaha lainnya. Intinya pembatasan seperti PPKM menjadi hambatan. Karena banyak persyaratan yang menghambat transaksi," tukasnya. Beberapa persyaratan yang memberatkan, katanya, antara lain syarat perjalanan pelaku perjalanan mulai dari pemeriksaan kesehatan dengan antigen atau tes swab PCR. "Itu kan pengeluaran semua. Jadi saat ini orang kalau bisa menunda perjalanan semua. Ekonomi kita berjalan apabila ada perputaran manusia," tutupnya. RYN/ENY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: