Bikin Bingung, Kasus Melandai tapi Balikpapan Masih Zona Merah
Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Pemkot Balikpapan dibuat bingung oleh cara pemerintah pusat menerapkan status penularan virus corona di daerah. Semua indikator kesehatan sudah menunjukkan perbaikan signifikan. Tapi pusat masih melabeli status zona merah. Teranyar, baru diketahui kalau mobilitas warga di suatu kota selama PPKM Level 4 ternyata mempengaruhi penilaian tersebut.
Pemkot Balikpapan sejatinya cukup percaya diri untuk menurunkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Alih-alih memperpanjang PPKM Level 4 pada awal September ini. Namun hal itu urung terjadi karena pemerintah pusat masih menetapkan Kota Balikpapan sebagai Zona Merah penularan virus corona. Akibarnya, PPKM Level 4 harus diperpanjang selama dua pekan lagi.
Jika menilik hitung-hitungan pemkot, di mana banyak indikator kesehatan sudah mengalami perbaikan yang signifikan. Idealnya Balikpapan sudah bisa melepas status Zona Merah-nya.
"Kita tidak tahu, tidak ada informasi mengenai cara perhitungan. Setahun kami indikator yang diperlukan sudah kami penuhi," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan Andi Sri Juliarty, Senin (6/9/2021).
Menurutnya seluruh indikator kesehatan memang sudah bisa dikatakan melampaui ekspektasi Pemkot Balikpapan terhadap penanganan pandemi COVID-19.
Indikator kesehatan seperti Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di seluruh rumah sakit sudah mengalami penurunan jumlah pemakaian.
"Kan sekarang rendah banget. Ruang ICU itu keterisiannya 58 persen. Ruang isolasi 18 persen," terangnya.
Begitu juga dengan angka kesembuhan pasien positif yang setiap harinya berada di atas 100 kasus selama sepekan belakangan. Jumlah pasien sembuh sampai saat ini mencapai
lebih dari 34 ribu orang. Hampir seimbang dengan jumlah kasus positif kumulatif yang berada di angka sekitar 37 ribu orang.
Menurutnya data tersebut menunjukkan bahwa kesehatan warga Balikpapan kembali pulih setelah diterjang gelombang lonjakan kasus COVID-19 varian Delta di masa-masa kritis yang terjadi selama Juli 2021.
Sementara fatality rate atau kasus meninggal dunia juga sudah menurun signifikan sampai di angka satu digit, selama sepekan belakangan.
"Tetapi sepertinya, di dalam paparan (pertemuan dengan pemerintah pusat), ada pengaruh mobilitas penduduk. Ada pengaruh penerapan 5 M. Nah ini kita tidak tahu lagi bagaimana cara pemerintah pusat menghitung. Katanya menilai mobilitas lewat (aplikasi) Google," urainya.
Dengan kata lain, pemerintah pusat mengklaim memelototi pergerakan warga Balikpapan selama PPKM Level 4 diberlakukan melalui aktivitas di internet. Walau tidak menjabarkan secara rinci teknis pemantauannya.
Bicara mobilitas, Balikpapan sebagai pintu gerbang Kaltim serta menjadi kota transit. Di mana pergerakan masyarakat melalui moda transportasi udara dan laut cukup tinggi. Tentu sulit dielak kalau pergerakan manusia di dalamnya cukup intens.
"Jadi penilaiannya bukan semata dari capaian indikator kesehatan. Ada juga penilaian penerapan 5M itu," pungkasnya. (ryn/ava)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: