Demi Rp 2,7 T, Liga 1 Harus Berjalan Musim Ini

Demi Rp 2,7 T, Liga 1 Harus Berjalan Musim Ini

Ada pula soal gaya klub-klub Indonesia yang mulai berselera tinggi dalam hal pengenalan pemain dan sponsor. Dulu, perkenalan pemain cukup mengenakan kaus oblong saja. Saat ini, sudah mengenakan jas. Output-nya pun diberi sentuhan modernisasi. Agar kemasan ini menarik perusahaan non olahraga untuk mau menjadi sponsor. Mengingat peluang keterlihatannya oleh publik semakin tinggi. Lagi-lagi ini adalah sesuatu yang harus didukung.

Pada aspek lainnya, panitia pelaksana (panpel) setiap klub kini sudah mulai pandai memanaj keuangan. Pendapatan dari tiket pertandingan, mulai diputar untuk memugarkan stadion. Dari kursi penonton, penerangan lorong, sampai toilet dan musala. Kepekaan semacam ini belum terjadi sebelumnya karena merasa stadion itu milik pemerintah. Mereka hanya pinjam pakai saja. Urusan perawatan, sepenuhnya milik pemerintah daerah.

Belum berhenti sampai di situ saja. Kesadaran penonton untuk membayar tiket pertandingan. Tidak colongan masuk di jeda babak pertama atau memanjat pagar stadion agar gratis. Sudah semakin meningkat. Mereka juga mulai sadar bahwa mendukung klub kebanggaan itu, harus pula membeli jersey dan marchendise resmi klub. Agar perputaran uangnya baik.

Mekanisme penjualan tiket juga semakin membaik. Baik secara daring, bekerja sama dengan platform tiket online. Atau secara langsung di stadion, namun sudah direkayasa sedemikian rupa agar tiket tidak lagi dikuasai calo.

Kurang apa lagi, sih, progres yang berlangsung ini? Semua elemen dalam sepak bola sedang berlomba-lomba menuju profesionalitas. Agar Liga 1 tidak terus menerus dibilang liga tarkam dan tempat tawuran. Kurang apa lagi? Sepak bola kita memang belum sempurna secara industrial. Tapi sedang menuju ke arah sana. Dalam jalur yang tepat. Maka sudah selayaknya, pemerintah dan penyelenggara kompetisi memberi apresiasi. Dalam bentuk, musim ini Liga 1 wajib dijalankan utuh. Tanpa  diputus-putus dan dibatalkan di tengah jalan lagi. Itu.

*

Perkembangan teranyar, Liga 1 musim 2021 sudah dipastikan akan bergulir. Setelah 3 laga perdana yang melibatkan Bali United (1)-(0) Persik pada 27 Agustus. Persipura (1)-(2) Persita pada 28 Agustus. Dan Bhayangkara FC (2(-(1) Persiraja pada 29 Agustus. Dianggap cukup syarat untuk menggelar kompetisi musim ini. Sebagai tanda keseriusan, PT LIB telah merilis jadwal tanding yang akan dimulai pada 3 September mendatang.

Nomorsatukaltim.com coba memastikan sekali lagi soal keberlanjutan Liga 1 pada Borneo FC Samarinda. Dan dijawab,”Iya (fiks digelar). Akan ditunda lagi atau tidak, hanya Tuhan dan Pak Luhut (yang menangani penanggulangan pandemi).”

Masih dari sumber yang sama, Borneo FC Samarinda dijadwalkan akan bersua Persebaya pada 4 September. Namun begitu, hingga  Selasa petang, mereka belum tahu akan bermain di stadion mana.

“Belum tahu, tapi kemungkinan besar di Cikarang. Baru jadwal yang keluar.”

“Aman aja, itu (belum tahu venue). Soalnya manajemn sudah tahu gambarannya di mana. Tanggal 2 kami berangkat,” kata sumber dalam klub tersebut.

Dengan kepastian awal ini, seluruh klub tentu punya 1 harapan yang sama. Liga 1 harus terus berjalan. Meski banyak tapinya. Karena periode Maret 2020 hingga Agustus 2021, tak sedikit uang yang harus tetap mereka keluarkan. Kerugian besar musim lalu, cukup lah menjadi sejarah dan tidak terulang kembali. Semoga begitu, ya. Viva La Liga 1!

Artikel ini telah tayang di Harian Disway Kaltim edisi Rabu 1 September 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: