Aturan Diubah, ESI Kukar Merasa Dirugikan

Aturan Diubah, ESI Kukar Merasa Dirugikan

Kukar, nomorsatukaltim.com- Pengurus Cabang (Pengcab) Olahraga Esports Indonesia (ESI) Kutai Kartanegara (Kukar) kini dipusingkan.

Setelah melakukan persiapan matang sejak jauh-jauh hari, tiba-tiba Pengurus Besar (PB) ESI pusat mengubah aturan. Terkait keikutsertaan para atlet yang akan berlaga di Pra Pekan Olahraga Nasional (PON) dan PON XX Papua 2021. Oktober 2021 mendatang. Padahal 47 atlet sudah disiapkan Kukar untuk mengikuti seleksi tingkat provinsi. Bersama kabupaten dan kota lainnya di Kalimantan Timur (Kaltim), untuk 5 cabang olahraga ESI. Yakni Pro Evolution Soccer (PES), PUBG, Mobile Legends (ML), Free Fire (FF) dan Lokapala. Namun nyatanya, PB ESI pusat merampingkannya menjadi tiga cabor saja. Minus PUBG dan ML yang memang menjadi andalan Kukar dalam cabor ESI ini. Tentunya berdampak pada persiapan yang harus dilakukan jelang PON XX Papua yang semakin mendekati hari H. Padahal 47 nama atlet Kukar sudah didaftarkan ke eSI Kaltim sebagai peserta seleksi tingkat provinsi. Yang bertajuk Kejuaraan Provinsi (Kejurprov). Tak hanya itu, PB ESI pun malah membuka kepesertaan menjadi untuk umum atau open. Meski tanpa rekomendasi dari pengurus kabupaten dan kota. Pendaftaran terakhir 26 Agustus mendatang. Maka dari itu ESI Kukar meminta kejelasan apakah atlet harus melalui seleksi dulu untuk mewakili provinsi atau boleh siapa saja ikut. "Nah itu kami melayangkan protes ke provinsi kenapa sistemnya seperti itu. Mudahan ada keputusan jelas siapa yang ikut dan bagaimana sistemnya," ujar Muhammad Prabowo Arah pada Disway Kaltim, Kamis (19/8/2021). Terkait kesiapan, Bowo menyebut 47 atlet yang disiapkan merupakan hasil penjaringan dari berbagai kejuaraan di Kukar. Berdasarkan hasil seleksi yang ketat. Bisa dibilang merupakan atlet terbaik yang saat ini dimiliki oleh ESI Kukar. Ia pun merasa ESI Kukar sangat dirugikan dengan keputusan ini. Selain persiapan yang sudah matang. Jika menggunakan aturan dan sistem yang diinginkan pengurus pusat ini, tentu jika atlet terbaik tersebut lambat mendaftar, berpotensi gagal unjuk gigi. Terlebih berdasarkan hasil rapat ditingkat ESI Kaltim, tiap daerah harus melakukan seleksi terlebih dahulu. Menentukan juara di tingkat kabupaten dan kota, selanjutnya bertanding lagi ditingkat provinsi. Dan itulah yang seharusnya mewakili Kaltim. "Harapan kita yang terbaik mewakili Kaltim di Pra PON dan PON XX Papua 2021," pungkas Bowo. (mrf/fdl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: