COVID-19 Renggut Sang Panutan
COVID-19 merebut orang tersayangku. Mungkin itu yang ada di benak keluarga, anak, pasangan dan orang tua yang ditinggalkan orang terkasihnya karena wabah ini.
Sudah ratusan nyawa melayang karena COVID-19 di Kutai Kartanegara (Kukar). Meski juga banyak yang berhasil keluar dari belenggu virus jenis SARS-CoV-2 ini. Belum lama ini, ada si Vino yang harus rela kehilangan dua panutannya. Bocah yang tinggal di Kutai Barat (Kubar) ini pun harus menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumahnya seorang diri. Sementara orang tuanya harus dimakamkan, karena harus "kalah" melawan COVID-19. Tidak genap sepekan, Kukar pun ikut berduka. Empat orang anak turut dirundung duka. Harus kehilangan panutan dan tulang punggung mereka. Bukan tidak lain, lagi-lagi karena COVID-19, juga memang karena takdir Illahi. Berturut-turut kedua orang tua mereka menghadap Sang Khalik. Hanya berselang dua hari, setelah sang Ayah meninggal dunia, kini sang Ibu ikut menyusulnya. Dengan tegar, anak nomor duanya melantunkan azan di pusara Ibunda tercintanya. Menjadi baktinya sebelum tanah menutup peti mati ibunya. Di samping sang adik yang duduk di kelas dua Sekolah Dasar (SD), entah sudah tahu atau belum. Menjalani perawatan di Wisma Atlet Tenggarong Seberang. Dan satu anak usia kurang lebih dua tahun yang juga turut ditinggalkan kedua orang tuanya. Mungkin ini sekelumit cerita duka di tengah wabah COVID-19. Bukan mendramatisir, tapi lebih mengajak kepada masyarakat agar peduli sekitar dan meyakini COVID-19 memang ada. Meskipun pilihan untuk tidak percaya merupakan hak masing-masing. Paling tidak, timbul rasa empati dari sesama. Bagaimana perjuangan tenaga kesehatan (nakes) di rumah sakit. Harus merawat dan memulasarkan jenazah yang meninggal karena COVID-19. Belum lagi petugas pemakaman yang bolak-balik untuk menguburkan jenazah, tak kadang melihat pemandangan menyedihkan kala keluarga melepas kepergian jenazah untuk meninggalkan mereka selama-lamanya. Mungkin ini saatnya masyarakat berperan aktif memerangi wabah ini, bukan saling memikirkan diri sendiri. Bukankah pemerintah hanya meminta terapkan Prokes dengan 3M. Memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan. Serta kurangi mobilitas yang tidak penting. Toh ekonomi tetap dipersilakan untuk berjalan, dengan protokol kesehatan yang ketat. Toh hanya disuruh menggunakan masker, sebelum kita disuruh menggunakan ventilator. Toh disuruh kurangi keluar rumah untuk hal yang tidak penting, sebelum keluar rumah karena harus dirawat karena COVID-19. Toh, ini hanya keresahan pribadi saja. Tidak berharap lebih. Sekedar mencurahkan isi hati. Dari seorang alumni penderita COVID-19. Yang sempat "mondok" di Wisma Atlet Kukar. Atau nama kerennya, penyintas COVID-19. Salam sehat, Kukar Kuat. Yeaaahhhh. (*/zul) Penulis adalah Jurnalis Disway Kaltim dan nomorsatukaltim.com.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: